Sabtu 13 Jul 2024 12:29 WIB

FIATA - RAP 2024 Dorong Asa Investasi dan Keberlanjutan Sektor Logistik di Asia Pasifik

Kegiatan bertema The Future of Logistics Investment: Navigating Towards.

Rep: Antara/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Logistics Outlook 2024 The Future of Logistics Investment: Navigating Towards Sustainability.
Foto: Dok. Web
Logistics Outlook 2024 The Future of Logistics Investment: Navigating Towards Sustainability.

REPUBLIKA.CO.ID, BALI -- (FIATA) dan Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI/ILFA) sukses menggelar acara inti FIATA Regional Asia Pasific (RAP) Meeting 2024 di Merusaka, Nusa Dua, Bali pada Kamis (11/7/2024). Acara dibuka oleh Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi, dengan sejumlah keynote speakers seperti Presiden FIATA Turgut Erkeskin, Chairman FIATA-RAP 2024 Yukki N. Hanafi, Ketua Umum KADIN Arsjad Rasjid, dan Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI/ILFA) Akbar Djohan.

Wakil Presiden Ma’ruf Amin dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno juga memberi arahan secara daring terkait strategi pembangunan sektor logistik kawasan regional. FIATA-RAP 2024 dihadiri lebih dari 200 peserta pemimpin industri logistik, dan pemangku kepentingan dari seluruh dunia khususnya Asia Pasifik. Pada hari pertama Kamis (11/7/2024), para peserta mengikuti

Baca Juga

diskusi panel mengusung tema Logistics Outlook 2024’ The Future of Logistics Investment :

Navigating Towards Sustainability.

Sejumlah pembicara yang hadir meliputi Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal, Kementerian Investasi/BKPM Dedi Latip, Director General FIATA Stephane Graber, Direktur Strategi PT Pelindo (Persero) Prasetyo, VP Supply and Logistic Operation PT Kilang Pertamina Internasional Woody

Boemara, Direktur Perencanaan Bisnis PT Pertamina International Shipping (PIS) Eka Suhendra dan

Managing Director TaxPrime, Muhammad Fajar Putranto, yang dipandu Chief Public Affairs & Communication ALFI/ILFA, Poppy Zeidra.

Kegiatan dilanjutkan dengan Rapat Pimpinan Nasional (RAPIMNAS) ALFI/ILFA yang diikuti oleh seluruh perwakilan wilayah ALFI di Indonesia. Lebih dari 250 pemimpin industri berkumpul untuk

merumuskan rekomendasi usulan kebijakan dalam menata masa depan sektor logistik di tingkat regional sekaligus upaya menjaga ketahanan keberlanjutan bisnis dalam rantai pasok global. Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin dalam arahannya mengatakan potensi industri logistik di kawasan Asia Pasifik didukung oleh pertumbuhan ekonomi tingginya investasi, serta peningkatan volume

perdagangan.

Namun tantangan, terang Maruf masih menjadi perhatian khususnya ketidakpastian ekonomi global, konflik geopolitik dan fluktuasi nilai tukar mata uang. “Pesan saya pertama dorong adaptasi dan inovasi teknologi dengan transformasi digital di sektor logistik, yang akan meningkatkan efisiensi, transparansi, kecepatan dan akurasi, dalam proses distribusi sehingga dapat menurunkan ongkos logistik. Kedua tingkatkan investasi dalam pelatihan SDM yang memadai bagi tenaga kerja dan ketiga perkuat reformasi regulasi kebijakan dan regulasi yang selaras antar instansi sehingga menciptakan iklim usaha yang kondusif," ungkap Wapres RI.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam sambutannya memaparkan pemerintah Indonesia telah membangun National Logistic Ecosystem (NLE). Melalui NLE diharapkan dapat menyelaraskan arus lalu lintas barang dan dokumen internasional sejak kedatangan, sarana pengangkut hingga barang tiba di gudang, termasuk perizinan dan penyelesaian dokumen pengiriman yang diintegrasikan dalam

satu sistem kemudahan “Single Submission”.

“Tantangan industri logistik semakin beragam, mulai dari adaptasi terhadap teknologi, hingga dinamika pasar global yang terus berubah. Budi menekankan pentingnya efisiensi bidang transportasi logistik.”

Presiden FIATA Turgut Erkerskin mengapresiasi Indonesia khususnya Bali sebagai tuan rumah.

Turgut mengatakan FIATA-RAP 2024 harus menjadi contoh bagi semua negara dalam mempertemukan

negara-negara mitra demi memperkuat konektivitas perdagangan internasional.

“Saat kita berada di sini, kita membahas tantangan dan peluang, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di seluruh Asia Pasifik karena semua perekonomian, semua rantai pasokan saat ini saling terhubung. Sistem yang berfungsi dengan baik di satu negara saja tidak cukup. Negara-negara harus bekerja sama,

dalam mengembangkan koridor transportasi dan logistik.” kata Turgut.

Chairman FIATA-RAP 2024 Yukki N. Hanafi mempertegas bahwa dunia dihadapkan pada tantangan signifikan seperti regulasi yang semakin ketat, perang dagang dan perubahan dinamika pasar. "Namun, dengan kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri dan komunitas, kita dapat menciptakan ekosistem logistik yang efisien dan berkelanjutan," ujarnya.

RAPIMNAS ALFI/ILFA Sepakat Rekomendasi Usulan Badan Logistik Nasional Sektor logistik di Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan yang positif meskipun dihadapkan pada tantangan global. Pada tahun 2023, kontribusi sektor logistik terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional mencapai sekitar 5,5 persen, dengan pertumbuhan tahunan sebesar 7 persen.

“Investasi dalam teknologi hijau dan solusi logistik yang berkelanjutan bukan lagi pilihan, melainkan

kebutuhan mendesak. Penggunaan teknologi seperti Artificial Intelligence dan Big Data dalam manajemen rantai pasok telah menunjukkan efisiensi yang signifikan, mengurangi biaya operasional hingga 20 persen dan emisi karbon hingga 15 persen " kata Ketua Umum ALFI/ILFA, Akbar Djohan Dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) ALFI/ILFA 2024 yang digelar setelah diskusi panel FIATA-RAP 2024.

Seluruh anggota ALFI/ILFA menyepakati rekomendasi usulan asosiasi kepada pemerintah untuk mendirikan suatu badan atau lembaga setingkat kementerian yang khusus untuk mengatur tata kelola logistik nasional dan berkoordinasi dengan instansi terkait dan industri dalam negeri. Akbar menambahkan “Kami mengusulkan pembentukan lembaga atau badan atau dewan logistik nasional yang independen dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement