Senin 27 May 2024 20:23 WIB

Otorita IKN Bakal Uji Coba Taksi Terbang pada Juli 2024

Taksi terbang ini berpotensi untuk menjadi moda transportasi publik.

Ilustrasi taksi terbang.
Foto: EPA-EFE/JEON HEON-KYUN
Ilustrasi taksi terbang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) menargetkan uji coba atau Proof-of-Concept (POC) taksi terbang (sky taxi) untuk IKN di Samarinda, Kalimantan Timur.

"Ada Hyundai dari Korea Selatan (Korsel) yang mau diuji coba Juli, terkait POC taksi terbang," ujar Deputi Transformasi Hijau dan Digital Otorita IKN Mohammed Ali Berawi di Jakarta, Senin (27/5/2024).

Baca Juga

Ali mengatakan uji coba pada bulan Juli tersebut, Hyundai akan melibatkan Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda untuk menggunakan Bandara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto terkait uji coba taksi terbang.

OIKN pada tahun lalu juga sudah melakukan uji coba taksi terbang di Bandara Budiarto Curug, Tangerang, di mana taksi terbang yang diuji coba tersebut berasal dari perusahaan EHang China yang berkapasitas dua orang.

"Kalau yang akan diuji coba di Samarinda ini taksi terbangnya untuk lima orang, sehingga kapasitasnya lebih besar," kata Ali.

Ia mengatakan taksi terbang ini berpotensi untuk menjadi moda transportasi publik, selain itu taksi terbang juga menggunakan baterai sebagai sumber energinya. Tenaga baterai ini memungkinkan taksi terbang untuk sekali mengudara hingga jarak 100 km.

"Jadi kalau teman-teman mau ke Balikpapan, Kalimantan Timur atau Palu, Sulawesi Tengah tidak perlu lagi singgah ke Makassar atau Jakarta dengan penerbangan konvensional, namun bisa langsung ke tujuan dengan menggunakan taksi terbang," katanya.

OIKN sendiri sedang melakukan evaluasi, membahas dan melakukan perhitungan ekonomis agar taksi terbang di IKN dapat terjangkau bagi masyarakat luas.

"Yang pasti perhitungan ekonomis menjadi penting sehingga biayanya tidak membebani masyarakat. Ini pasti kita evaluasi dan diskusikan dalam rangka untuk kepentingan publik," kata Ali.

Selain Hyundai, terdapat juga Boeing Wisk dari Amerika Serikat yang juga mengembangkan taksi terbang dengan platform drone dan tertarik untuk melakukan uji coba di IKN. Menurut Ali, taksi terbang ini di seluruh dunia masih dalam tahap pengembangan sehingga belum ada yang namanya komersialisasi.

Hal ini dikarenakan taksi terbang masih membutuhkan pengembangan teknologi dan aturan pemanfaatan ruang udara, dan seluruh dunia masih dalam proses terkait kedua hal tersebut.

"Di Indonesia kita sudah membuat tim teknis antara Hyundai dan BUMN PT Dirgantara Indonesia (Persero) atau PTDI, sehingga ke depannya kita dapat mengembangkan taksi terbang," kata Ali.

Ali menambahkan bahwa Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) sudah dilakukan antara Hyundai dan PTDI. PTDI ini diharapkan bisa menerima transfer pengetahuan sehingga bisa mengembangkan taksi terbang ke depannya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement