Selasa 21 May 2024 18:20 WIB

Kebijakan Suku Bunga BI Dinilai Bisa Berimbas Positif Bagi Ekonomi RI

Yang jadi perhatian ialaha berapa lama suku bunga tinggi ini akan bertahan.

Pekerja melintas di depan logo Bank Indonesia di Jakarta, Ahad (27/4).
Foto: dok: Republika
Pekerja melintas di depan logo Bank Indonesia di Jakarta, Ahad (27/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Senior Portfolio Manager, Equity PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), Samuel Kesuma CFA, mengatakan, pasar saham akan mendapatkan dampak positif dari meningkatnya fokus Bank Indonesia menjaga stabilitas Rupiah. MAMI melihat BI akan tetap mempertahankan suku bunga tinggi hingga terdapat pemangkasan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed.

"Penurunan suku bunga BI yang prematur, berpotensi menimbulkan risiko terhadap volatilitas Rupiah," ungkap Samuel secara tertulis, Selasa (21/5/2024).

Baca Juga

Menurut Samuel, ke depan yang akan menjadi perhatian adalah hingga berapa lama kondisi suku bunga tinggi ini akan bertahan. Peluang The Fed menurunkan suku bunga tahun ini membuka juga peluang BI melakukan hal serupa yang dapat meminimalisasi dampak suku bunga yang menanjak.

Di tengah masih berlanjutnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan potensi tertundanya pemangkasan Fed Funds Rate yang berdampak negatif terhadap sentimen jangka pendek, fundamental Indonesia yang terjaga dapat mendukung selera investor untuk memilih Indonesia sebagai tujuan investasi. Fundamental perekonomian yang terjaga dan valuasi yang rendah membuka peluang bagi investor yang ingin berinvestasi dini memanfaatkan kondisi menjelang akhir siklus kenaikan suku bunga.

"Arah kebijakan ekonomi pemerintahan baru serta pilihan kabinet yang kredibel juga dapat menjadi katalis positif ke depannya," ujar dia.

Samuel menambahkan, dampak dari suku bunga terhadap kondisi fundamental emiten, akan tergantung pada kondisi keuangan di masing-masing emiten. Seperti tingkat utang, jenis utang (floating atau fixed), dan rencana belanja modal ke depan.

Untuk peluang di pasar saham, manajer investasi dapat memanfaatkan peluang di sektor-sektor yang pendapatannya dalam mata uang dolar AS dan perusahaan dengan utang yang lebih terbatas. Adapun untuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), MAMI memproyeksikan bisa mencapai level 7.800 di akhir tahun.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement