Kamis 16 May 2024 16:04 WIB

Lion Parcel Targetkan Volume Pengiriman Naik 50 Persen pada 2024

Kenaikan pengiriman barang juga diproyeksikan meningkat pada kuartal IV 2024.

Chief Sales Officer Lion Parcel Arif Wibowo (kiri) Chief Marketing Officer Lion Parcel Kenny Kwanto (kanan) dalam sesi jumpa pers yang digelar di Jakarta, Kamis (16/5/2024).
Foto: Antara
Chief Sales Officer Lion Parcel Arif Wibowo (kiri) Chief Marketing Officer Lion Parcel Kenny Kwanto (kanan) dalam sesi jumpa pers yang digelar di Jakarta, Kamis (16/5/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Lion Express atau Lion Parcel menargetkan peningkatan volume pengiriman pada tahun ini mampu tumbuh hingga 50 persen. Perseroan akan menggandeng usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk mencapai target tersebut.

“Secara tonase 50 persen (kenaikan) masih ada semester II 2024 itu biasanya pertumbuhan secara tren mulai tinggi,” ujar Chief Marketing Officer Lion Parcel Kenny Kwanto dalam jumpa pers yang digelar di Jakarta, Kamis.

Baca Juga

Kenny mengungkapkan, kenaikan pengiriman barang juga diproyeksikan meningkat pada kuartal IV 2024, bahkan peningkatan itu lebih tinggi dibandingkan dengan momentum Ramadhan.

Sementara untuk tren pengiriman barang pada momentum pasca lebaran, ia mengatakan pada April tercatat penurunan hal ini dikarenakan terdapat hari libur yang cukup panjang sehingga turut berdampak pada capaian bulan itu.

Namun demikian, pada Mei pihaknya justru mengatakan bahwa tren pengiriman barang terkontraksi sehingga mencatatkan capaian positif dan mengalami peningkatan 40 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2023.

Guna mendongkrak capaian peningkatan volume pengiriman barang, dirinya menjelaskan tiga strategi, di antaranya membangun komunitas dengan menggandeng UMKM.

“Kita akan membuat namanya komunitas menjadi salah satu strategi kita membentuk komunitas dengan UMKM,” ujarnya pula.

Strategi selanjutnya adalah menggandeng agregator dan ketiga mendorong konsumen untuk memanfaatkan program pembayaran ongkos kirim secara tunai saat barang diterima atau cash on delivery (COD) ongkir.

Program itu diharapkan mampu meminimalisir kerugian yang dialami penjual, sebab terdapat perpanjangan masa tunggu bila penerima atau pembeli belum menerima atau produk gagal dikirim dengan beberapa alasan.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement