Jumat 10 May 2024 09:30 WIB

Petani Lebak Raup Keuntungan Harga Gabah Basah Rp 7.000 per Kg

Harga gabah basah itu disebut dapat tingkatkan pendapatan ekonomi keluarga.

Petani memanen padi di Bandung, Pandeglang, Banten, Rabu (9/8/2023).
Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas
Petani memanen padi di Bandung, Pandeglang, Banten, Rabu (9/8/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, RANGKASBITUNG -- Sejumlah petani di Kabupaten Lebak, Banten meraup keuntungan karena harga gabah basah hasil panen ditampung pengepul atau tengkulak Rp 7.000/kilogram. Harga itu disebut dapat meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga.

"Kita memastikan panen padi Mei 2024 relatif baik, sebab tidak terserang hama penyakit juga harga gabah basah cukup bagus hingga menembus Rp 7.000/ kilogram," kata Ketua Kelompok Tani Blok Sentral Rangkasbitung, Kabupaten Lebak Ahmad (63 tahun) di Rangkasbitung, Lebak, Jumat (10/5/2024).

Baca Juga

Panen padi di Blok Sentral Rangkasbitung Kabupaten Lebak seluas 50 hektare dengan produktivitas rata -rata 6 ton gabah basah/ hektare.

Saat ini, harga gabah basah hasil panen ditampung tengkulak Rp 7.000/ kilogram dan jika dikalkulasikan 6 ton gabah basah maka pendapatan petani Rp 42 juta/hektare.

Dari pendapatan sebesar Rp 42 juta itu, petani bisa meraup keuntungan bersih Rp 27 juta setelah dipotong biaya upah, pestisida, traktor dan pupuk sebesar Rp 15 juta/hektare. 

"Keuntungan hasil usaha tani selama empat bulan itu dapat meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga," kata Ahmad.

Begitu juga Sumarna (55 tahun) seorang petani di Kecamatan Kalanganyar Kabupaten Lebak mengaku dirinya kini panen padi relatif baik karena ketersediaan pasokan air terpenuhi sehubungan curah hujan cukup tinggi.

Panen padi miliknya itu seluas 1 hektare dari tanam pertengahan Februari 2024 lalu dan produktivitas rata-rata 6 ton gabah basah.

Bahkan, dirinya merasa senang dan lega setelah harga gabah basah atau gabah kering pungut ditampung pengepul Rp 7.000/kilogram.

Mereka para pengepul itu kebanyakan pemilik penggilingan beras dan mendatangi lokasi areal persawahan yang tengah panen. "Dengan harga Rp7.000 itu jika menjual gabah basah 6 ton maka bisa menghasilkan pendapatan Rp 42 juta dan bisa meraup keuntungan sekitar Rp 27 juta setelah dipotong biaya produksi Rp 15 juta," kata Sumarna.

Sementara itu, Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar mengatakan panen padi di daerah ini sejak Februari sampai Mei 2024 masih berlangsung.  Sebab didukung adanya ketersediaan pasokan air hujan juga dibantu adanya bantuan pompa sehingga mereka petani dapat melakukan gerakan tanam.

Selama ini, pendapatan ekonomi petani relatif baik setelah harga gabah basah Rp 7.000/kilogram dari sebelumnya Rp 5.000/kilogram.

Naiknya harga gabah basah itu, karena harga beras di pasaran cukup tinggi hingga di atas Rp 12.500/kilogram.

Pendapatan petani hasil panen itu cukup menggembirakan dan pengguliran ekonomi masyarakat desa juga relatif baik. Mereka para petani diberbagai daerah di Kabupaten Lebak kini tengah melakukan gerakan percepatan tanam.

"Kami memperkirakan panen Mei 2024 sekitar 8.000 hektare dan mampu meningkatkan kesejahteraan petani," katanya.

 

 

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement