Selasa 23 Apr 2024 10:43 WIB

Harga Gabah dan Jagung Turun, Jokowi Minta Bulog Segera Lakukan Penyerapan

Jokowi berharap, melimpahnya hasil produksi jagung diikuti dengan harga yang sesuai.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ahmad Fikri Noor
Petani memanen jagung (ilustrasi).
Foto: ANTARA FOTO /Anis Efizudin
Petani memanen jagung (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Perum Bulog untuk segera melakukan penyerapan hasil panen petani seperti jagung dan gabah agar tidak anjlok. Hal ini disampaikannya saat meninjau panen raya jagung di Desa Kotaraja, Kecamatan Dulupi, Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo bersama Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman.

Karena produksi berlimpah, harga jagung di Gorontalo saat ini turun hingga Rp 4.000 per kilogram. Jokowi pun berharap, melimpahnya hasil produksi jagung diikuti dengan harga yang sesuai.

Baca Juga

"Artinya kalau harganya sudah turun seperti itu, maka produksinya pasti melimpah. Kita harapkan produksinya naik, tetapi harganya juga meningkat, ini yang harus dilakukan pemerintah dengan mungkin pembelian-pembelian oleh Bulog," ujar Jokowi dikutip pada Selasa (23/4/2024).

Di sisi lain, Jokowi bersyukur saat ini impor jagung semakin menurun. Padahal sebelumnya, impor jagung bisa mencapai 3,5 juta ton.

"Kita pastikan bahwa produksi jagung kita terus meningkat karena impor jagung yang dulunya 3,5 juta ton telah turun menjadi 400-450 ribu ton. Saya terkesan karena Gorontalo banyak jagungnya dan juga banyak kelapa, itu yang saya lihat dari atas (pesawat) dan dari bawah," katanya.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman meminta Bulog segera menyerap produksi jagung dan gabah dalam negeri yang saat ini memasuki panen raya besar. Amran khawatir jika Bulog tak menyerap, maka harga jagung dan gabah di tingkat petani akan semakin jatuh.

"Apakah kita mau impor lagi? Kita kan sudah setop impor dan jangan sampai berikutnya terjadi impor lagi. Bulog harus bergerak cepat, kami harap betul bulog bergerak, kenapa? Kalau ini terus menerus seperti ini kapan selesainya itu impor beras dan jagung," katanya.

Selain menyerap, kata dia, Bulog juga harus membeli dengan harga yang wajar alias menguntungkan. Jangan sampai, petani rugi karena hasil panen lebih murah dari biaya ongkos produksi. Oleh karena itu, Mentan berharap petani terus didampingi agar ke depan bisa melakukan produksi.

"Kalau ini dibeli dengan harga menguntungkan aku pastikan tidak ada lagi itu impor. Tapi jangan biarkan petani di saat harga jatuh berjalan sendiri, nah kami minta bulog supaya serap. Tolong diserap ini harganya sudah Rp 3.600," jelasnya.

Kepala Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo, Muljady Mario menjelaskan bahwa sejauh ini produksi jagung di wilayahnya mencapai 1,7 juta ton per tahun di mana rata-rata daerah sentra produksinya mengalami kenaikan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement