REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum BULOG, Mokhamad Suyamto, mengatakan Perum BULOG akan terus menjalankan mandat sebagai ujung tombak stabilisasi pangan nasional. Sebagai BUMN pangan strategis, Suyamto menyampaikan, Perum BULOG memiliki peran dalam penyangga harga di tingkat petani maupun stabilisasi harga di tingkat konsumen.
“Dalam semangat Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, kami percaya kedaulatan pangan hanya dapat diwujudkan melalui kolaborasi seluruh elemen bangsa, baik pemerintah, pelaku usaha, maupun masyarakat dalam menjaga ketahanan pangan Indonesia,” ujar Suyamto kepada Republika di Jakarta, Jumat (15/8/2025).
Suyamto menjelaskan BULOG melakukan penyerapan gabah/beras dari petani dengan mengacu pada Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang telah ditetapkan sebagai instrumen pelindung petani. Sedangkan ketika terjadi gejolak harga ataupun kelangkaan pasokan, BULOG melakukan intervensi pasar dengan menggelontorkan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) melalui program SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) sesuai penugasan pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas).
“Sebagai upaya memastikan distribusi pangan yang lebih efisien, merata, dan akuntabel, BULOG melakukan digitalisasi dalam seluruh proses pengadaan dan penyaluran,” lanjut Suyamto.
Langkah itu antara lain dilakukan dengan memperkuat sistem pemantauan stok berbasis digital, penggunaan Klik SPHP sebagai sarana pemesanan beras SPHP, serta monitoring digitalisasi penyaluran Bantuan Pangan melalui aplikasi Banpang.
Suyamto mengatakan penugasan stabilisasi harga pangan di tingkat konsumen saat ini masih berfokus pada komoditas beras. Hal ini dilakukan dengan memperluas jaringan distribusi penjualan beras SPHP, yaitu melalui pedagang eceran di pasar rakyat, Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih, pemerintah daerah melalui outlet binaan dan kegiatan Gerakan Pangan Murah (GPM), BUMN pangan (ID FOOD, PT Pos Indonesia, PTPN, dan PIHC), instansi pemerintah (seperti TNI dan Polri), serta ritel modern.
“BULOG sebagai operator siap melaksanakan berbagai penugasan dari pemerintah berdasarkan arahan regulator (Bapanas),” sambung Suyamto.
Ia menambahkan BULOG juga menjalin sinergi erat dengan Bapanas sebagai regulator dan Kementerian Pertanian (Kementan) sebagai pemangku kebijakan produksi. Sinergi ini tercermin dalam koordinasi pengadaan, pengelolaan cadangan pangan, serta pelaksanaan intervensi pasar secara tepat waktu dan terukur.
“Melalui integrasi data, sinkronisasi kebijakan, serta komunikasi antarlembaga, BULOG optimistis ekosistem pangan nasional akan semakin tangguh menghadapi tantangan global,” kata Suyamto.
