Kamis 21 Mar 2024 08:10 WIB

BI Sebut Sudah Ada Penurunan Harga Beras

Inflasi volatile food meningkat menjadi 8,47 persen secara tahunan.

Pengunjung melintas di dekat beras yang dijual di Hypermart Cyberpak Karawaci, Tangerang, Banten, Rabu (20/3/2024). Hypermart terus menyelaraskan diri agar tetap relevan terhadap perubahan keinginan dan kebutuhan pelanggan dengan menambahkan produk baru dan konsep gerai yang dibuat lebih nyaman untuk meningkatkan pengalaman belanja bagi konsumen.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Pengunjung melintas di dekat beras yang dijual di Hypermart Cyberpak Karawaci, Tangerang, Banten, Rabu (20/3/2024). Hypermart terus menyelaraskan diri agar tetap relevan terhadap perubahan keinginan dan kebutuhan pelanggan dengan menambahkan produk baru dan konsep gerai yang dibuat lebih nyaman untuk meningkatkan pengalaman belanja bagi konsumen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) mengungkapkan sejumlah wilayah sudah ada yang mengalami penurunan harga beras. Deputi Gubernur BI Aida S Budiman menuturkan, penurunan harga beras tersebut terpantau data yang ada.

"Jadi pada pekan kedua Maret 2024 ini sudah ada penurunan dari harga beras tersebut," kata Aida dalam konferensi pers RDG Bulanan BI Maret 2024, Rabu (20/3/2024).

Baca Juga

Dia mengungkapkan berdasarkan data yang ada, penurunan harga beras terutama terjadi Sumatra. Selain itu, penurunan harga beras juga terpantau di Pulau Jawa dan Bali Nusa Tenggara (Balinusra).

Dengan adanya perkembangan saat ini, Aida memastikan BI masih melihat inflasi saat ini tetap terjaga. Meskipun begitu, Aida menuturkan sejumlah tantangan masih perlu dihadapi dalam menjaga inflasi tersebut.

"Memang masih menghadapi tantangan karena panen beras ini baru mulai berlangsung dari bulan Maret ini sampai Mei. Jadi memang masih ada tantangan," kata Aida.

Gubernur BI Perry Warjiyo memastikan saat ini inflasi tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,5 plus minus satu persen. Inflasi IHK Februari 2024 juga tercatat sebesar 2,75 persen secara tahunan ditopang oleh inflasi inti yang rendah sebesar 1,68 persen secara tahunan dan inflasi administered prices yang menurun menjadi 1,67 persen secara tahunan.

Sementara itu, inflasi volatile food meningkat menjadi 8,47 persen secara tahunan dari 7,22 persen pada bulan sebelumnya.

"Ini dipengaruhi oleh dampak El Nino, faktor musiman, dan pergeseran musim tanam yang terutama terjadi pada komoditas beras dan cabai merah," jelas Perry.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement