Rabu 13 Mar 2024 18:15 WIB

Ritel Diminta Optimalkan Otomatisasi Guna Kurangi Masalah TPA dan Limbah

Otomatisasi dapat cegah kelebihan stok dan memprediksi permintaan secara akurat.

Pengunjung melakukan transaksi secara digital setelah dibukanya toko ritel di Tangerang, Banten, Rabu (8/3/2023).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Pengunjung melakukan transaksi secara digital setelah dibukanya toko ritel di Tangerang, Banten, Rabu (8/3/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otomatisasi ritel dinilai dapat membantu mengurangi permasalahan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan limbah makanan yang belum terkelola dengan baik di Indonesia.

"Selain konsumen perlu lebih cerdas, peritel dapat memanfaatkan otomatisasi sistem agar dapat mengurangi sampah makanan dan mengurangi masalah tempat pembuangan sampah di Indonesia," kata Sales Director Relex Solutions Onni Rautio dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu (13/3/2024).

Baca Juga

Onni menyoroti banyak sampah yang ditampung saat ini sudah melebihi kapasitas. Hal itu menyebabkan setidaknya 30 TPA mengalami kebakaran di sepanjang 2023.

Selain itu, sekitar 70 persen dari total sampah yang ditimbun di TPA merupakan sampah organik terutama berasal dari makanan. Jumlahnya mencapai 23 hingga 48 juta ton per tahun.

Ketika stok persediaan melebihi permintaan, terutama bahan makanan segar, peritel menghadapi tantangan yang signifikan dalam mengelola limbah. Hal itu dapat mengakibatkan penurunan harga atau pembusukan.

Melihat permasalahan tersebut, ia menilai jika para peritel melakukan otomatisasi secara efektif maka dapat mencegah kelebihan stok dan memprediksi permintaan secara akurat. Selain itu, otomatisasi juga akan membantu peritel untuk menyederhanakan pengelolaan persediaan agar lebih efisien, mengoptimalkan proses pemesanan, serta meminimalkan melakukan penanganan secara manual.

Terlebih upaya itu sejalan dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.75 Tahun 2019 yang menetapkan peta jalan pengurangan sampah, yang mewajibkan produsen di sektor manufaktur, ritel, serta jasa makanan dan minuman untuk mengurangi sampah dari produk, wadah, dan/atau kemasan.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement