REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) menyatakan peritel yang memiliki toko di pusat belanja memberikan diskon hingga 70 persen pada pengunjung dalam rangka menyambut periode libur Lebaran 2025. Selain diskon belanja, ada banyak promo lain yang dapat dinikmati oleh masyarakat.
“Besarnya diskon adalah sampai dengan 70 persen. Program promosi belanja merupakan kerja sama atau kolaborasi antara peritel dan pusat perbelanjaan,” kata Ketua Umum APPBI Alphonzus Widjaja saat dihubungi di Jakarta, Jumat (21/3/2025).
Menanggapi strategi yang dijalankan pusat belanja pada momen Lebaran kali ini, Alphonzus mengatakan strategi tersebut merupakan program rutin yang dijalankan oleh peritel dan pusat perbelanjaan.
Selain diskon belanja, ada banyak promo lain yang dapat dinikmati oleh masyarakat. Pusat perbelanjaan akan menyelenggarakan berbagai aktivitas, kegiatan dan acara yang bersifat hiburan, keagamaan dan kebudayaan yang terkait dengan Ramadhan serta Idul Fitri.
Terkait dengan kategori barang yang biasa dijadikan incaran masyarakat jelang Lebaran, masyarakat lebih gemar membeli busana, tas, sepatu, aksesori, perlengkapan atau peralatan rumah tangga dan kategori nonmakanan atau minuman lainnya.
“Sedangkan pada saat dan liburan Idul Fitri nanti akan beralih ke kategori makanan dan minuman serta hiburan,” ujar dia.
Ia juga menyampaikan hingga saat ini rata-rata semua pusat perbelanjaan baik yang berlokasi di kota besar maupun yang berlokasi di luar kota besar mengalami peningkatan kunjungan dikarenakan pembangunan infrastruktur yang telah dibangun oleh pemerintah.
Terutama jalan tol sehingga terjadi pertukaran kunjungan di mana masyarakat kota besar melakukan mudik tapi sebaliknya juga masyarakat di luar kota besar berkunjung ke kota besar pada saat liburan Idul Fitri.
Sedangkan terkait dengan tren daya beli masyarakat, Alphonzus memperkirakan penjualan ritel pada Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini akan tetap tumbuh dibandingkan dengan tahun 2024 lalu namun tingkat pertumbuhannya tidak akan signifikan.
“Rata-rata tingkat pertumbuhannya hanya akan single digit saja atau kurang dari 10,” katanya.
Ia melanjutkan penjualan ritel pada saat Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini masih berada dalam tekanan akibat daya beli masyarakat yang masih belum pulih, khususnya untuk kelas menengah ke bawah.
Kebijakan pemangkasan anggaran pemerintah juga turut memengaruhi kondisi usaha dan perekonomian dalam negeri yang pada akhirnya berdampak efek domino terhadap industri usaha ritel.
“Kebijakan pemangkasan anggaran yang dilakukan oleh pemerintah memang tidak berdampak langsung terhadap industri usaha ritel namun pada akhirnya akan tetap berdampak terhadap industri usaha ritel karena akan menjadi efek domino,” ucap Alphonzus.