Jumat 08 Mar 2024 01:45 WIB

Ternyata, Lebih dari 50 Persen Orang Indonesia adalah Generasi Sandwich

Generasi sandwich perlu memisahkan kebutuhan dan keinginan serta mengelola anggaran.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Lida Puspaningtyas
Generasi sandwich (ilustrasi)
Foto: dok Bibit
Generasi sandwich (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Certified Financial Planner yang juga CEO dan Founder dari OneShildt, Budi Raharjo menyebut lebih dari 50 persen kelompok usia produktif di Indonesia per Oktober 2023 termasuk sebagai ‘generasi sandwich’. Generasi sandwich (roti lapis) atau generasi terhimpit atas dan bawah antara keuangan sendiri tetapi di sisi lain perlu mendukung orang terdekatnya, kerap menghadapi berbagai tantangan dalam mengelola keuangan.

 

Baca Juga

Mulai dari alokasi dana darurat, mengatur cash flow, mempersiapkan dana pendidikan anak, memiliki proteksi dan investasi, mewujudkan impian dan aktivitas liburan anak, hingga mempersiapkan dana pensiun.

 

"Sebagian dari orang Indonesia adalah generasi sandwich. Menjadi bagian dari generasi sandwich dapat membuat tekanan finasial dari kedua arah, sehingga dapat mengakibatkan kurang maksimal dalam menyiapkan dana pensiun," ujar Budi saat hadir di Kelas Finansial Jenius: Tips Generasi Sandwich dalam Mengelola Keuangan untuk Mewujudkan Impian” di Jakarta Kamis (7/3/2023).

 

Budi menyebut tiga tipe generasi sandwich yakni tipe tradisional yakni orang dewasa berusia 40-50 tahun yang dipimpin beban orang tua berusia lanjut dan anak-anak yang masih butuh finansial. Kedua, The club Sandwich Generation yakni orang dewasa berusia 30 hingga 60 tahun yang dihimpit oleh beban orang tua, anak cucu, atau kakek nenek.

 

Ketiga, tipe The Open Faced Sandwich Generation yakni orang yang terlibat dalam pengasuhan orang lansia, namun bukan merupakan pekerjaan profesionalnya. Menurutnya, kondisi ini yang menjadi tantangan generasi sandwich mulai dari finansial terbebani dan kemandirian finansial di masa tua.

"Caranya mengatasi problem penghasilan dan pengeluaran, dengan mengatur prioritas pengeluaran, menyusun anggaran, identifikasi kebutuhan versus keinginan, dan prioritas mimpi," ujarnya.

 

Selain itu, generasi sandwich juga perlu kreatif dalam belanja dengan menyiasati biaya lebih rendah dan mengatasi problem penghasilan. Ia menilai generasi tetap perlu menyiapkan tabungan dengan membuat strategi tabungan yang efektif melalui otomisasi tabungan. Juga melakukan investasi cerdas dengan diversifikasi investasi, jangan menaruh semua uang anda dalam satu jenis investasi.

 

Lalu bagaimana cara agar terbebas dari lingkaran generasi sandwich?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement