REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Australia akan meluncurkan pusat-pusat Tim Kesepakatan Investasi di Singapura, Jakarta, dan Ho Chi Minh City, dengan tambahan sejumlah perwakilan Tim Kesepakatan di wilayah ASEAN, guna mendukung perkembangan bisnis.
Diumumkan oleh Perdana Menteri Albanese pada peluncuran Invested: Southeast Asia Economic Strategy to 2040, Tim Kesepakatan ini akan bekerja dengan pemerintah dan pelaku bisnis di Asia Tenggara untuk mengidentifikasi dan memfasilitasi peluang investasi di luar negeri bagi investor Australia.
"Tim Kesepakatan yang ditempatkan di seluruh kawasan ini, bersama dengan Fasilitas Pembiayaan Investasi Asia Tenggara dan Pertukaran Bisnis Australia-Asia Tenggara, akan mengidentifikasi dan memaksimalkan peluang bagi bisnis Australia," ujar Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong dalam keterangannya disiarkan di Jakarta, Rabu (6/3/2024).
Wong menjelaskan, tim kesepakatan tersebut akan memanfaatkan keahlian sektor publik dan swasta untuk mengidentifikasi proyek-proyek yang siap untuk investasi. Juga menyediakan informasi dan analisa pasar, dan memberikan saran bagi para investor Australia mengenai berbagai hal. Mulai dari perizinan oleh otoritas hingga menemukan mitra dagang lokal.
Tim Kesepakatan bernilai 70,2 juta dolar Australia ini akan melibatkan para ahli dari Komisi Perdagangan Australia (Austrade), Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT), dan Export Finance Australia (EFA), serta menjadi bagian dari implementasi Pemerintah Australia dari Invested: Southeast Asia Economic Strategy to 2040.
Mereka juga akan mendukung berbagai bisnis mengakses Fasilitas Pembiayaan Investasi Asia Tenggara senilai 2 miliar dolar Australia yang baru diumumkan dan dikelola oleh EFA. Serta inisiatif perdagangan dan investasi lainnya untuk memfasilitasi dan meningkatkan investasi sektor swasta Australia di seluruh Asia Tenggara.
Menteri Perdagangan dan Pariwisata Australia Don Farrel mengungkap, satu dari empat pekerjaan di Australia bergantung pada perdagangan. Asia Tenggara menghadirkan peluang yang sangat besar bagi para eksportir dan produsen Australia.
"Pemerintahan Albanese mengambil langkah-langkah praktis untuk membantu para eksportir dan investor kami memperluas dan melakukan diversifikasi ke pasar yang menarik ini, untuk menciptakan lebih banyak lapangan kerja bergaji tinggi di dalam negeri," kata Farrel.
Rincian misi bisnis pertama di bawah program Pertukaran Bisnis Australia-Asia Tenggara (SEABX) senilai 19,2 juta dolar Australia juga diumumkan oleh Pemerintahan Albanese di KTT Khusus ASEAN-Australia. Misi pertamanya adalah mengunjungi Singapura dan Malaysia di bulan April tahun ini, dengan fokus mendorong perdagangan dan investasi dalam transisi energi bersih.
SEABX akan membantu lebih banyak lagi bisnis Australia untuk mengidentifikasi dan menangkap peluang komersial di pasar Asia Tenggara yang dinamis dan berkembang pesat.
Program Pertukaran Bisnis ini juga akan bekerja untuk memperdalam literasi bisnis Asia Tenggara di komunitas sektor swasta Australia. Program ini akan memberikan berbagai layanan untuk mendukung bisnis Australia dalam mengidentifikasi peluang yang muncul, termasuk melalui misi bisnis sektoral yang ditargetkan untuk membantu meningkatkan perdagangan kami dengan Asia Tenggara.
"Dengan meluncurkan pusat Tim Kesepakatan di Singapura, Jakarta dan Ho Chi Minh City dengan misi bisnis baru di seluruh Asia Tenggara, kami akan membantu mendorong lebih banyak perdagangan dan investasi Australia di kawasan ini," kata Farrel.