REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Petani Kabupaten Lebak, Banten, mulai panen padi dan puncaknya panen raya pada Maret 2024 dengan luas sawah 13 ribu hektare sehingga mampu memenuhi ketersediaan pangan dan peningkatan ekonomi di daerah tersebut. "Kami merasa senang tanaman padi miliknya seluas satu hektare bisa dipanen dengan kondisi cukup baik dan dipastikan menguntungkan," kata Sukri (60) seorang petani di Blok Ciseke Rangkasbitung Kabupaten Lebak, Rabu (28/2/2024).
Panen padi di wilayahnya itu relatif bagus dan tidak terserang hama maupun penyakit tanaman. Para petani di antaranya sudah ada yang dipanen, namun puncaknya pada Maret 2024 sekitar 50 hektare.
"Kami lebih awal memanen padi karena khawatir dilanda banjir menyusul beberapa hari terakhir ini curah hujan meningkat," kata Sukri.
Menurut dia, dirinya panen padi seluas satu hektare dengan produktivitas 6 ton gabah kering pungut (GKP) dan di antaranya 5 ton gabah itu dijual dengan harga Rp7.000 per kilogram, sehingga menghasilkan pendapatan Rp49 juta.
Dari pendapatan Rp49 juta itu dipotong biaya produksi sekitar Rp15 juta/hektare dan bisa meraup keuntungan bersih Rp34 juta/hektare. Sedangkan, sisanya gabah sebanyak satu ton untuk dijadikan cadangan konsumsi pangan keluarga.
"Kami kali pertama bisa meraup keuntungan cukup besar dari panen padi ini dibandingkan sebelumnya, karena harga beras di pasaran cukup tinggi," katanya menjelaskan.
Begitu juga Oman (60) petani Cimarga Kabupaten Lebak mengatakan dirinya bersama petani lain di wilayahnya mulai memasuki panen, sehingga mereka sibuk di areal persawahan. Para petani sudah langsung menjual gabah ke tengkulak, karena harga gabah basah menembus Rp7.000/kilogram.
"Kami bisa menjual 5 ton gabah dan meraup keuntungan bersih Rp34 juta setelah dipotong biaya produksi," katanya menjelaskan.
Sementara itu, Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar mengatakan mereka petani saat ini mulai panen, namun puncak panen raya seluas 13 ribu hektare pada Maret 2024 dari tanam Desember 2023. Panen raya itu dapat menyumbangkan ketahanan pangan masyarakat, sehingga memastikan persediaan beras melimpah dan kembali harga normal di pasaran.
Panen padi di wilayahnya kebanyakan benih Ciherang dan infari 32 yang masuk kategori bersertifikat hijau dengan masa panen selama 90 hari setelah tanam. Produksi panen padi itu rata-rata enam ton gabah kering pungut (GKP) per hektare.
"Kami meyakini tingkat kesejahteraan petani meningkat, karena gabah cukup tinggi hingga menembus Rp7.000/kilogram," katanya.