Senin 19 Feb 2024 23:57 WIB

Fantastis, Dalam 5 Tahun Setoran Dividen dan Pajak BRI ke Negara Capai Rp 149,2 Triliun

Terakhir, pada 2023 jumlah dividen BRI mencapai Rp 45,34 triliun

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
BRI berhasil menjaga rasio likuiditas pada level yang memadai, di tengah ketatnya likuiditas perbankan nasional.
Foto: Dok. BRI
BRI berhasil menjaga rasio likuiditas pada level yang memadai, di tengah ketatnya likuiditas perbankan nasional.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Penyetoran dividen dan pajak kepada negara merupakan salah satu bentuk komitmen PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI dalam memberikan economic value bagi negara. Jumlah setoran dividen dan pajak dari BRI tercatat telah mencapai Rp 149,2 triliun dalam lima tahun terakhir, terhitung sejak tahun 2019 hingga 2023.

Secara rinci, jumlah dividen dan pajak yang disetorkan BRI kepada negara yakni sebesar Rp 26,56 triliun pada 2019 dan sebesar Rp 28,39 triliun pada 2020. Adapun berturut-turut pada tahun 2021 dan 2022 sebesar Rp 27,09 triliun dan Rp21,81 triliun. 

Terakhir, pada 2023 jumlahnya mencapai Rp45,34 triliun. Dengan demikian, secara total kontribusi BRI dalam 5 tahun terakhir terhadap penerimaan negara telah mencapai Rp149,2 triliun.

Terkait dengan hal tersebut, Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, BRI sebagai BUMN yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh pemerintah, berkewajiban untuk menyetorkan dividen ke negara. Laba BRI menjadi hak pemegang saham. 

"Melalui pembayaran pajak dan dividen, mayoritas dari laba BRI pun pada akhirnya akan kembali ke negara sebagai pemegang saham mayoritas, dan selanjutnya dipergunakan untuk kepentingan rakyat Indonesia melalui berbagai program Pemerintah," kata Sunarso dalam keterangan, Senin (19/2/2024).

Sebelumnya, Menteri BUMN RI Erick Thohir mengungkapkan bahwa transformasi perusahaan pelat merah telah memberikan dampak besar bagi negara dan masyarakat. Lewat transformasi secara menyeluruh, perusahaan BUMN, termasuk salah satunya BRI berhasil meningkatkan kontribusi kepada negara.

"Sejak awal saya selalu tekankan, BUMN harus menjadi benteng ekonomi Indonesia. Peningkatan kontribusi juga menggambarkan kondisi BUMN yang terus membaik," ucap Erick Thohir.

Hingga akhir Desember 2023 kinerja BRI tercatat tumbuh positif dan berkelanjutan. Secara konsolidasian aset perseroan tumbuh 5,3 perde yoy menjadi sebesar Rp 1.965,0 triliun, dan membukukan laba sebesar Rp 60,4 triliun atau tumbuh 17,5 persen year on year (yoy).

Dari sisi fungsi intermediasi, hingga akhir Desember 2023, BRI berhasil mendorong penyaluran kredit tumbuh 11,2 persen yoy menjadi Rp1.266,4 triliun. Pencapaian ini tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan penyaluran kredit industri perbankan nasional yang sebesar 10,4 perse. yoy di sepanjang tahun 2023.

Dari sisi Dana Pihak Ketiga (DPK), hingga akhir Desember 2023 BRI berhasil menghimpun DPK sebesar Rp1.358,3 triliun atau tumbuh 3,9 persen yoy. Pencapaian ini juga lebih baik dibandingkan dengan DPK industri perbankan nasional yang tumbuh 3,8 persen secara yoy pada akhir Desember 2023. Penghimpunan DPK BRI masih didominasi oleh dana murah (CASA) dengan presentase mencapai 64,4 perde atau setara dengan Rp874,1 triliun.

"Ke depan, BRI optimistis akan terus memberikan return yang optimal kepada para pemegang ssaham. Ini adalah bukti nyata bahwa perusahaan BUMN yang memiliki fungsi agent of development dan value creator dapat secara simultan menjalankan peran economic dan social value secara bersamaan," ujar Sunarso.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement