Kamis 15 Feb 2024 17:46 WIB

Kapan Penerapan Standardisasi Baterai Motor Listrik? Ini Bocoran Menperin

Menperin juga menyampaikan pemerintah telah menyiapkan insentif bagi para investor.

Pengemudi mengganti baterai motor listrik di Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) kantor cabang Tiki Pemuda di Jakarta, Rabu (1/3/2023).
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Pengemudi mengganti baterai motor listrik di Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) kantor cabang Tiki Pemuda di Jakarta, Rabu (1/3/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, nota kesepahaman (MoU) terkait standardisasi baterai motor listrik akan segera ditandatangani pada kuartal II 2024.

"Kita akan mencoba menandatangani MoU itu kuartal kedua tahun ini," ujar Menperin ditemui usai acara pembukaan Indonesia International Motor Show (IIMS) 2024 di Jakarta, Kamis.

Baca Juga

Menperin mengatakan, dalam mewujudkan standardisasi baterai motor listrik tersebut, pihaknya juga turut menggaet pelaku usaha dan PLN dengan konsep kerja sama tripartit.

"Jadi artinya nanti akan ada tripartit antara Kemenperin, PLN, dan pelaku usaha, konsepnya seperti apa, ya kesepahamannya bahwa harus ada standardisasi baterai," katanya.

Selain itu, Agus mengatakan pihaknya telah menyelesaikan konsep standardisasi baterai tersebut dan akan segera meluncurkannya kepada publik. Lebih lanjut, ia menyampaikan, selain membuat regulasi standardisasi baterai motor listrik, pihaknya juga akan mendorong standardisasi baterai mobil listrik supaya ekosistem kendaraan ramah lingkungan di Indonesia dapat berjalan optimal.

"Kemudian nanti mobil juga tidak ada salahnya juga kalau baterainya kita standardisasi," katanya.

Sebelumnya, Menperin juga menyampaikan pemerintah telah menyiapkan insentif bagi para investor supaya mau membangun pabrik mobil listrik di Indonesia.

Ia mengatakan saat ini Indonesia baru memiliki empat pabrik mobil listrik yakni milik Wuling, DFSK, Hyundai, dan Chery, namun menurut dia, kapasitas produksi dari keempat pabrik tersebut masih rendah.

"Indonesia sudah punya empat, Wuling, DFSK, Hyundai, sama Chery. Saya kira itu masih cukup rendah kapasitas produksinya dalam setahun di bawah 100 ribu," kata Agus.

Menurut dia, pembangunan pabrik mobil listrik di dalam negeri dibutuhkan guna mencapai target serapan pasar kendaraan, serta agar Indonesia bisa bersaing di pasar internasional.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement