REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), Yohanes Nangoi mengungkapkan target penjualan kendaraan komersial pada 2024, serta tantangan yang dihadapi dalam realisasinya. Nangoi menyatakan bahwa GAIKINDO berharap penjualan kendaraan komersial di tahun 2024 akan mengalami peningkatan yang signifikan.
“Kalau saya bilang mudah-mudahan akan sedikit lebih berkembang,” kata Nangoi dalam jumpa pers di Jakarta Selatan, Rabu (7/2/2024).
Pada tahun sebelumnya, pangsa penjualan kendaraan komersial mencapai sekitar 27 persen atau 28 persen dari total penjualan kendaraan bermotor. Target untuk tahun ini adalah meningkatkan pangsa tersebut menjadi 30 persen. Hal ini dipicu oleh stabilnya pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai lebih dari 5 persen pada 2023, serta peningkatan jumlah wisatawan yang berdampak positif pada sektor pariwisata dan logistik.
“Turis-turis juga udah mulai banyak, semuanya udah mulai penuh. Dan itu bisa kalau penjualan bus bisa kena tarik,” ujar dia.
Namun, Nangoi juga mengakui bahwa masih ada beberapa tantangan yang harus dihadapi dalam meningkatkan penjualan kendaraan komersial. Salah satunya adalah dampak dari pandemi Covid-19 yang masih meninggalkan trauma yang berat bagi banyak perusahaan. Banyak perusahaan yang terpaksa gulung tikar akibat pandemi, sehingga mereka menjadi lebih berhati-hati dalam melakukan investasi besar seperti pembelian kendaraan komersial.
“Nah, mereka lagi memperhatikan,” kata Nangoi.
Selain itu, faktor politik juga turut mempengaruhi keputusan pembelian kendaraan komersial. Dengan adanya tahun politik, beberapa perusahaan cenderung menunda keputusan pembelian hingga situasi politik lebih stabil.
Namun, Nangoi optimistis bahwa dengan adanya pameran seperti GIICOMVEC yang menampilkan teknologi modern dan keunggulan produk, para pengusaha lebih yakin dan percaya untuk melakukan investasi dalam pembelian kendaraan komersial. “Kalau kita berikan pameran yang menonjolkan mengenai advantage ataupun yang namanya teknologi-teknologi modern, mereka bisa berpikir ulang,” ujar Nangoi.