REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat saat ini inflasi beras masih berlanjut. Dalam laporan inflasi Januari 2024, sebagian besar provinsi masih mengalami inflasi beras.
"Pada Januari 2024, komoditas beras mengalami inflasi sebesar 0,64 persen dengan andil inflasi sebesar 0,03 persen," kata Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Kamis (1/2/2024).
Dia menjelaskan, secara umum kenaikan harga beras masih terjadi di 28 provinsi. Sementara itu, harga beras di 10 provinsi lainnya menunjukkan penurunan. "Seluruh provinsi di Jawa dan Bali Nusra mengalami kenaikan harga beras," ujar Amalia.
Di sisi lain, BPS mencatat sebanyak 25 dari 38 provinsi Indonesia mengalami inflasi. Sedangkan 13 wilayah lainnya mengalami deflasi. "Inflasi tertinggi sebesar 1,01 persen terjadi di Provinsi Papua Pegunungan. Deflasi terdalam terjadi di Provinsi Gorontalo sebesar 0,91 persen," kata Amalia.
BPS mencatat pada Januari 2024 terjadi inflasi 0,04 persen dan 2,57 persen secara tahunan. Kelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar berasal dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi sebesar 0,18 persen.
Selain itu andil inflasi sebesar 0,05 persen dengan komoditas penyumbang utama inflasi adalah tomat dengan andil inflasi sebesar 0,09 persen, bawang merah andil inflasi sebesar 0,04 persen, serta beras dengan andil inflasi sebesar 0,03 persen.
Sementara itu, inflasi tahunan terbesar terjadi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 5,84 persen sehingga memberikan andil inflasi sebesar 1,63 persen terhadap inflasi umum. Komoditas yang memberikan andil inflasi kelompok tersebut antara lain beras dan sigaret kretek mesin. Begitu juga dengan bawang putih dan tomat.