Selasa 30 Jan 2024 20:29 WIB

Kementerian Transportasi Selidiki Skandal Kecurangan Data Mesin Toyota

Hukuman yang akan diterima Toyota Industries belum diputuskan oleh Kementerian.

Logo Toyota terlihat saat New York International Auto Show, di Manhattan, New York City, AS, 5 April 2023. Kementerian Transportasi Jepang memeriksa pabrik Toyota Industries Corp di Jepang, Selasa.
Foto: REUTERS
Logo Toyota terlihat saat New York International Auto Show, di Manhattan, New York City, AS, 5 April 2023. Kementerian Transportasi Jepang memeriksa pabrik Toyota Industries Corp di Jepang, Selasa.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kementerian Transportasi Jepang memeriksa pabrik Toyota Industries Corp di Jepang tengah pada Selasa (30/1/2024). Pemeriksaan itu dilakukan sehari setelah perusahaan tersebut mengakui kecurangan data tenaga mesin yang mengakibatkan penghentian sebagian pengiriman dari produsen mobil besar Toyota Motor Corp.

Berdasarkan hasil tersebut, kementerian diharapkan menentukan beratnya hukuman administratif yang akan dijatuhkan pada Toyota Industries, seperti perintah koreksi operasi dan pencabutan sertifikasi yang diperlukan untuk produksi massal.

Baca Juga

Toyota Motor mengatakan pada hari Senin bahwa pihaknya akan menghentikan pengiriman 10 model yang dijual secara global karena Toyota Industries memalsukan data tentang mesin diesel yang dibuat dan dipasok ke produsen mobil tersebut. Kendaraan yang terkena dampak termasuk model populer seperti Land Cruiser 300 Series dan Hilux. Selain itu juga model yang terkena kasus adalah Innova diesel, dan Fortuner diesel.

Toyota Industries mengubah volume aliran ke injektor bahan bakar dalam pengujian keluaran mesin dalam upaya untuk membuat torsi mesin, atau gaya rotasi pada poros engkol, tampak lebih tinggi dari yang sebenarnya, menurut laporan panel pihak ketiga.

Kecurangan data juga ditemukan dalam pengujian semua mesin industri yang saat ini diproduksi Toyota Industries, dan telah menghentikan pengiriman produk yang terkena dampak, kata perusahaan itu.

Toyota Motor Corp dipisahkan dari Toyota Industries pada akhir tahun 1930-an dan Toyota Industries tetap menjadi salah satu pemegang saham terbesar di produsen mobil tersebut, memegang 8,82 persen saham pada akhir September 2023.

sumber : Kyodo News
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement