Kamis 18 Jan 2024 11:13 WIB

Kuota Subsidi Motor Listrik 2023 tak Terpenuhi pada 2023, Ini Kata Menperin

Subsidi baru dimulai April 2023 dan simplifikasi syarat baru dimulai September 2023.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Fuji Pratiwi
Pengunjung mengambil foto sepeda motor istrik (ilustrasi).
Foto: Republika/Edwin Putranto
Pengunjung mengambil foto sepeda motor istrik (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebutkan, pada 2023 pagu Kemenperin mencapai Rp 4,53 triliun. Termasuk di dalamnya pagu Anggaran Belanja Tambahan (ABT) subsidi motor listrik sebesar Rp 1,4 triliun.

"Penyerapan anggaran kami pada 2023 sebesar Rp 3,16 triliun. Hanya saja jika tanpa ABT subsidi motor listrik, realisasinya sebesar 98,3 persen atau naik dibanding realisasi 2022 sebesar 98,1 persen," kata Agus dalam siaran pers yang dilansir pasa Kamis (18/1/2024).

Baca Juga

Menperin menjelaskan, salah satu alasan kuota subsidi motor listrik pada 2023 tidak terpenuhi lantaran penyaluran subsidi baru dimulai pada April 2023. Kemudian, syarat-syaratnya disederhanakan berlaku pada September 2023.

"Pada 19 September 2023, pemerintah mengubah syarat penerima Bantuan Pembelian KBLBB menjadi satu Kartu Tanda Penduduk (KTP) per unit motor sehingga lebih mudah dan terbuka untuk semua kalangan. Perubahan persyaratan tersebut mendorong peningkatan pembelian sebesar 567 persen," kata dia menjelaskan.

Kemenperin mencatat, serapan dari program subsidi motor listrik tersebut pada 2023 mencapai 11.532 unit atau senilai Rp 80,7 miliar. Sementara, target yang ditetapkan sebesar 200 ribu unit dengan total anggaran Rp 1,4 triliun.

Agus menyebutkan, salah satu penyebab rendahnya penyerapan subsidi motor listrik yaitu terkait dengan kemampuan dari komponen baterai yang diproduksi saat ini. Itu karena, pengisian daya yang dinilai terlalu lama membuat minat masyarakat terhadap motor listrik menjadi rendah.

Mengenai hal tersebut, Kemenperin menjalin komunikasi dengan para produsen sepeda motor listrik guna menetapkan standarisasi baterai. "Bagi konsumen mobil dan motor listrik, salah satu yang penting kan baterai. Jadi komponen tersebut harus bisa memiliki durasi yang lama, panjang, dan baterainya harus bisa mudah di-charge," kata Agus.

Ia menuturkan, baterai menjadi kunci keberhasilan program mobil dan motor listrik. Meski begitu, Agus optimistis target program subsidi motor listrik pada 2024 bisa tercapai. 

Itu sejalan dengan mulai ramainya produk yang dipasarkan sehingga konsumen bisa memilih lebih banyak sesuai kebutuhan. Adapun pada 2024, alokasi anggaran untuk program pembelian motor listrik sebanyak 50 ribu unit, total anggarannya sebesar Rp 350 miliar. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement