Rabu 17 Jan 2024 15:12 WIB

BEI Sumut: Tujuan Go Public Bukan Hanya untuk Dapatkan Dana Investor

Go public dianggap upaya pertahankan dan kembangkan perusahaan keluarga.

Tamu undangan berada di dekat layar IHSG saat acara penutupan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2023 di gedung BEI, Jakarta, Jumat (29/12/2023).
Foto: Republika/Prayogi
Tamu undangan berada di dekat layar IHSG saat acara penutupan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2023 di gedung BEI, Jakarta, Jumat (29/12/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Kepala Kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Perwakilan Sumatra Utara (Sumu) Muhammad Pintor Nasution menegaskan, tujuan go public atau melantai di bursa efek dari sebuah perusahaan bukan cuma untuk mendapatkan dana investor.

"Tujuan go public itu bukan hanya untuk mendapatkan banyak uang," ujar Pintor dalam acara "Sumut Economic Outlook 2024", di Medan, kemarin.

Baca Juga

Dia melanjutkan, perusahaan yang sudah melakukan penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) memang bepotensi mendapatkan pendanaan tanpa batas, berbeda jika pendanaan didapatkan dari lembaga keuangan misalnya perbankan.

Namun, bukan itu saja keuntungannya. Pintor menegaskan, dengan go public, perusahaan juga mendapatkan banyak manfaat lain yang tidak kalah vital.

Misalnya, itu akan meningkatkan kinerja dan citra perusahaan, lalu menaikkan profesionalisme dan loyalitas karyawan, memberikan likuiditas untuk pemilik, karyawan dan investor, mempercepat penerapan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance/GCG) serta menghindari kemungkinan perpecahan pemilik.

Kemudian, Pintor menambahkan, perusahaan yang IPO juga berpeluang mendapatkan insentif pajak dan mitra usaha strategis. Nilai perusahaan pun dinilainya mampu terdongkrak.

Go public juga dianggap sebagai salah satu upaya mempertahankan dan mengembangkan perusahaan keluarga. Berdasarkan catatan BEI, hanya 30 persen perusahaan keluarga yang bertahan sampai generasi kedua, dan 13 persen yang kokoh sampai generasi ketiga.

"Sampai Desember 2023, ada 903 perusahaan tercatat di bursa saham BEI, naik 45,7 persen sejak tahun 2018. Akan tetapi, itu lebih rendah daripada Malaysia yang 990 perusahaan di bursa saham," ujar dia lagi.

Dari 903 perusahaan itu, Pintor memaparkan ada 12 di antaranya yang berasal dari Sumut. Selain itu, ada dua perusahaan dari Sumut yang tercatat di pasar obligasi.

Menurut dia, sejatinya banyak perusahaan asal Sumut yang berpotensi go public dengan melakukan IPO. Akan tetapi, mayoritas dari mereka cenderung menunggu perusahaan lain untuk maju terlebih dahulu.

"Tipikal perusahaan di Sumut, mereka melihat contoh, apakah yang sudah listing itu berhasil atau tidak," kata Pintor pula.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement