REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Taspen ANS Kosasih menyatakan, perusahaannya terus berupaya mengelola dana pensiun Aparatur Sipil Negara (ASN) dan pejabat negara. Apalagi, tahun ini jumlah ASN akan bertambah sekitar 2,3 juta.
"Tahun ini (ASN) bertambah 2,3 juta lagi. Sebanyak 600 ribu sampai 700 ribu orang ASN baru dan PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) yang diangkat 1,6 juta, ini akan menjadi potensi pasar besar," ujarnya dalam Taspen Day di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Selasa (16/1/2024).
Demi memenuhi kebutuhan para ASN di masa pensiun, kata dia, Taspen pun melakukan survei di 57 kantor cabang Taspen di daerah. Hasilnya, ada tiga kesimpulan.
Pertama, ASN takut tidak sejahtera di masa tua. Kedua, ASN takut sakit dan membiayai kesehatan. Ketiga, ASN takut tidak mempunyai tempat tinggal.
"Dari tiga hal itu, apa yang bisa kita sediakan. Taspen punya Taspen Life yang mempunyai produk DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) dan beberapa asuransi jiwa yang ringan cicilannya," jelas Kosasih.
Ia menuturkan, saat ini Taspen tidak hanya melayani pensiunan ASN, tapi juga ASN yang masih aktif. Dirinya menambahkan, jumlah pensiunan pun bakal terus bertambah setiap tahun.
"Tahun kemarin (pensiunan Taspen) bertambah 200 sampai 300 orang setiap tahun. Apalagi pegawai negeri, kami polanya mengikuti ASN," katanya.
Disebutkan, per 31 Desember 2023, Taspen melayani 6,79 peserta. Terdiri dari 3,6 juta peserta aktif dan tiga juta pensiunan.
"85 persen (ASN) di antaranya ada di daerah, bukan di kota," ujar dia. Dirinya menegaskan, Taspen sudah 60 tahun melayani ASN, maka ke depannya perseroan akan berusaha melayani secara lebih baik.
Kosasih menambahkan, pelayanan Taspen terus meningkat dari tahun ke tahun. Itu karena, perusahaan sudah menerapkan teknologi sekaligus memperhatikan pensiunan yang belum melek digital.
Dijelaskan, pelayanan Taspen sangat luas jangkauannya. Dari mulai mengantarkan dana langsung ke pensiunan secara tunai, hingga melalui digitalisasi seperti lewat telepon genggam.
"Autentifikasi juga sudah tidak pakai surat menyurat. Cukup bisa lewat telepon genggam (bisa) ketahuan dia masih hidup dan sehat," kata Kosasih.