REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat produksi batu bara Indonesia selama 2023, sebesar 775 juta ton atau 112 persen dari target 694,5 juta ton.
"Jadi produksi kita, untuk realisasi tahun 2023 mencapai 775 juta ton dan untuk kebutuhan dalam negeri (domestic market obligation/DMO) kita bisa memenuhi kebutuhan 213 juta ton dan kemudian juga ekspornya 518 juta ton," kata Menteri ESDM Arifin Tasrif saat konferensi pers "Capaian Sektor ESDM Tahun 2023 dan Program Kerja Tahun 2024" di Gedung Kementerian ESDM Jakarta, kemarin.
Sementara, untuk kebutuhan batu bara domestik di 2023 sebesar 213 juta ton atau 121 persen dari target 177 juta ton. Hal tersebut disebabkan adanya permintaan batu bara lebih banyak karena adanya tambahan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) baru dari proyek-proyek 35 GW yang sedang diselesaikan.
"Penyebab kedua adalah karena pasokan energi alternatif lainnya agak terganggu pasokannya," ujar Arifin.
Kementerian ESDM mencatat produksi batu bara Indonesia terus meningkat sejak 2020, di mana pada tahun tahun tersebut produksinya sebesar 564 juta ton dengan DMO sebesar 132 juta ton dan ekspor 405 juta ton. Untuk 2021, produksi batu bara mencapai 614 juta ton, dengan DMO sebesar 133 juta ton dan ekspor 435 juta ton.
Selanjutnya pada 2022, produksi batu bara Indonesia kembali meningkat di angka 687 juta ton, dengan pasokan DMO sebesar 216 juta ton dan untuk ekspor mencapai 465 juta ton. Sementara itu, pada 2024, pemerintah telah mencanangkan target produksi batu bara dipatok sebesar 710 juta ton.