Senin 15 Jan 2024 17:55 WIB

Ekspor Nonmigas Kembali di Depan Dorong Peningkatan Ekspor

Nilai ekspor Indonesia pada Desember 2023 mencapai 22,41 miliar dolar AS.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Lida Puspaningtyas
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini.
Foto: Dok Humas BPS
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia pada Desember 2023 mencapai 22,41 miliar dolar AS. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini mengatakan angka tersebut naik 1,89 persen dibandingkan ekspor November 2023 dan turun 5,76 persen dibandingkan periode yang sama pada 2022.

"Kenaikan nilai ekspor Desember ini didorong oleh peningkatan ekspor nonmigas terutama pada golongan barang bahan bakar mineral yang naik 10,07 persen sebesar 354,3 juta dolar AS," kata Pudji dalam konferensi pers, Senin (15/1/2024).

Baca Juga

Pudji menjelaskan, ekspor nonmigas Desember 2023 mencapai 20,93 miliar dolar AS. Angka tersebut naik 1,06 persen dibanding November 2023 dan turun 6,23 persen jika dibanding ekspor nonmigas Desember 2022.

Sementara itu, ekspor migas pada Desember 2023 juga naik 15,28 persen. peningkatan dari 1.282,9 juta dolar AS menjadi 1.479,0 juta dolar AS.

Secara kumulatif, Pudji menuturkan, nilai ekspor Indonesia Januari–Desember 2023 mencapai 258,82 miliar dolar AS atau turun 11,33 persen dibanding periode yang sama pada 2022. Sementara ekspor nonmigas mencapai 242,90 miliar dolar AS atau turun 11,96 persen.

BPS mencatat ekspor nonmigas Desember 2023 terbesar adalah ke China yaitu 5,77 miliar dolar AS. Lalu disusul Amerika Serikat 2,07 miliar dolar AS dan India 1,83 miliar dolar AS dengan

kontribusi ketiganya mencapai 46,16 persen.

"Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar 3,37 miliar dolar AS dan 1,30 miliar dolar AS," ucap Pudji.

Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari-Desember 2023 berasal dari Jawa Barat dengan nilai 36,63 miliar dolar AS sebesar 14,15 persen. Lalu diikuti Kalimantan Timur mencapai 27,94 miliar dolar AS sebesar 10,79 persen dan Jawa Timur mencapai 22,43 miliar dolar AS sebesar 8,66 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement