Kamis 21 Dec 2023 20:40 WIB

Kemenko Marves Kerja Sama Sajikan Data Transparan Atasi Polusi Udara

Polusi udara di Jabodetabek persoalan kompleks yang butuh data akurat.

Foto aerial kondisi polusi udara di kawasan Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, Rabu (13/12/2023).
Foto: ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Foto aerial kondisi polusi udara di kawasan Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, Rabu (13/12/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kemenko Kemaritiman dan Investasi (Marves) berupaya menghadirkan landasan dalam ketersediaan dan transparansi data untuk mengatasi polusi udara di Jabodetabek melalui kerja sama dengan Bloomberg Philanthropies dan ViriyaENB.

Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves, Rachmat Kaimuddin di Jakarta, Kamis (21/12/2023), mengatakan, penanganan masalah polusi udara, terutama di Jakarta, memerlukan pendekatan holistik.

Baca Juga

ke Kemenko Marves dan KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan), ingin menggalang kolaborasi baik dari pemerintah dan semua pemangku kepentingan nasional dan internasional. Karena setiap orang punya kepentingan yang baik.

"Polusi udara di Jabodetabek merupakan tantangan yang kompleks dan membutuhkan dukungan data yang akurat, komitmen politik, serta kemitraan yang kuat," kata Rahmat di sela pembukaan diskusi mengenai kualitas udara di wilayah Jabodetabek.

Dia menuturkan inisiatif terbaru antara pemerintah Indonesia, Bloomberg Philanthropies, dan ViriyaENB akan menghadirkan landasan bagi ketersediaan dan transparansi data. Kolaborasi ini berfokus pada mitigasi polusi udara serta rekomendasi kebijakan.

"Upaya mewujudkan udara bersih di kota-kota negara berkembang seperti di Jakarta merupakan proses kolaborasi jangka panjang, yang membutuhkan transfer teknologi dan pertukaran pengetahuan antara para ahli terkemuka dunia," ucap Rachmat.

Rachmat menilai dialog tersebut juga sebagai langkah pertama dari berbagai upaya kolaborasi lainnya yang akan dilakukan di masa depan untuk mewujudkan langit biru yang bersih di Jakarta. Sebab ini perlu rumusan bersama mengingat pengentasan persoalan polusi merupakan perjalanan panjang dan kompleks.

"Tetapi kita juga ingin mulai dengan cepat. Kita tidak punya waktu terlalu panjang tetapi ada banyak sekali pihak pihak yang ingin membantu kita," ungkap Rachmat.

Ia berharap hasil dari sesi pertukaran pikiran para pakar dapat menggalang lebih banyak dukungan dari komunitas sains internasional, serta menghadirkan lebih banyak data dan bukti yang krusial dalam mewujudkan tata kelola inisiatif udara bersih yang lebih kuat di Indonesia. Selain itu, dapat mengidentifikasi praktik-praktik terbaik dari negara-negara yang berhasil meningkatkan kualitas udara, dan mampu memfasilitasi transfer pengetahuan yang dapat diadaptasi di Indonesia.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement