REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) menyoroti peran Indonesia yang saat ini tengah membangun rantai pasok kendaraan listrik (EV) global di ajang COP28 di Dubai, UEA.
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves Rachmat Kaimuddin mengatakan, Indonesia berada pada posisi yang strategis untuk membangun rantai pasokan kendaraan listrik (EV) global yang tangguh, seiring dengan tren global dekarbonisasi industri transportasi untuk memenuhi komitmen net zero. Dengan sumber daya nikel yang melimpah, Indonesia mempunyai kekuatan untuk mendorong pasokan kendaraan listrik global dan membentuk masa depan yang lebih ramah lingkungan.
"Namun pada saat yang sama Indonesia harus memanfaatkan peluang besar ini untuk mengalihkan industri otomotif bermesin pembakaran ke listrik," kata Rachmat di Dubai, Jumat (1/12/2023), sebagaimana keterangan di Jakarta, Sabtu (2/12/2023).
Rachmat menambahkan, seiring dengan melonjaknya permintaan global kendaraan dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah mendorong adopsi kendaraan listrik di pasar domestik, serta menarik lebih banyak investasi untuk meningkatkan kapasitas produksi kendaraan listrik di Indonesia. Indonesia menargetkan ada 2 juta unit mobil penumpang kendaraan listrik dan 13 juta sepeda listrik yang mengaspal pada tahun 2030.
Untuk mencapai target tersebut, pemerintah telah meluncurkan insentif fiskal dan non-fiskal bagi konsumen dan produsen. Salah satu bentuk insentif adalah potongan harga sebesar Rp7 juta (setara 450 dolar AS) bagi seluruh masyarakat Indonesia yang ingin membeli sepeda listrik baru yang memenuhi 40 persen komponen lokal.
Rachmat juga mengisyaratkan adanya insentif baru dari pemerintah untuk menarik lebih banyak produsen kendaraan listrik internasional membuka pabrik di Indonesia. Adapun saat ini pemerintah sedang berupaya menjadikan Indonesia sebagai basis produksi kendaraan ramah lingkungan di Asia Tenggara, serta memasok pasar domestik dengan lebih banyak pilihan kendaraan EV.
"Kita perlu menciptakan permintaan dan infrastruktur yang baik. Kami tahu saat ini tidak ada cukup pilihan (bagi konsumen)," ujarnya.
Rachmat menyampaikan hal tersebut dalam sesi diskusi di Paviliun Indonesia di COP28, Dubai, yang mendalami berbagai peluang kendaraan listrik bagi para pelaku bisnis internasional dan pemangku kepentingan di Indonesia, yang merupakan pasar otomotif terbesar di Asia Tenggara.