REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Daihatsu Motor Co, Ltd (Daihatsu) telah menerima hasil investigasi Komite Pihak Ketiga Independen terkait ketidaksesuaian data kendaraan. Mereka menemukan bahwa terdapat data tidak sesuai pada beberapa kendaraan yang menyebabkan diberhentikannya pengiriman model terdampak baik untuk lokal maupun luar negeri.
Dalam sebuah jumpa wartawan yang disiarkan dalam kanal resmi YouTube milik perusahaan, Presiden perusahaan, Okudaira Soichiro mengatakan pihaknya akan menanggapi hal ini dengan serius untuk memberikan kenyamanan kepada setiap pelanggannya yang sudah tersebar di berbagai negara.
“Kami akan menanggapi situasi ini dengan sangat serius, karena hal ini mengguncang fondasi perusahaannya sebagai produsen mobil,” kata Okudaira Soichiro, Rabu (20/12/2023).
Beberapa kendala yang sempat terjadi memang mengguncang perusahaan tersebut seperti yang terjadi pada April lalu, dengan ditemukannya data manipulasi mengenai hasil uji tabrak samping.
Selang satu bulan berikutnya, perusahaan tersebut juga diketahui menerima sertifikasi yang tidak melalui prosedur yang benar untuk kendaraan hibrida mereka yang dipasarkan di Jepang.
Untuk menindaklanjuti kasus ini, Daihatsu telah melakukan verifikasi teknis satu per satu dan pengujian kendaraan sebenarnya untuk kendaraan-kendaraan yang terdampak agar dapat memastikan kinerja keselamatan dan lingkungannya benar-benar memenuhi standar hukum yang berlaku.
Komite Pihak Ketiga Independen yang diketuai oleh Makoto Kaiami, menemukan permasalahan pada unit kontrol airbag (ECU) yang berbeda untuk pengujian dan juga produksi massal untuk Daihatsu Move, SUBARU Stella, Daihatsu Cast, Toyota Pixis Joy, Daihatsu Gran Max, Toyota Kota Ace, Mazda Bongo.
Meskipun verifikasi teknis memastikan....