Selasa 19 Dec 2023 10:24 WIB

IHSG Hari Ini Diprediksi Menguat Terbatas Jelang RDG Bank Indonesia

BI diperkirakan tidak akan mendahului penurunan suku bunga acuan dari The Fed.

Karyawan beraktivitas di dekat layar yang menampilkan indeks harga saham gabungan (IHSG) di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Kamis (24/8/2023).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Karyawan beraktivitas di dekat layar yang menampilkan indeks harga saham gabungan (IHSG) di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Kamis (24/8/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (19/12/2023) diperkirakan bergerak menguat terbatas menjelang Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada 20-21 Desember 2023 pekan ini.

IHSG dibuka menguat 15,22 poin atau 0,21 persen ke posisi 7.134,74. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 1,59 poin atau 0,17 persen ke posisi 950,00.

Baca Juga

“Hari ini IHSG diprediksi bergerak variatif dan menguat terbatas dalam rentang 7.090-7.160," ujar Financial Expert Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih di Jakarta, Selasa.

Dari dalam negeri, BI akan menyelenggarakan RDG pada 20-21 Desember 2023 pekan ini, untuk memutuskan kebijakan moneter di dalam negeri. BI diperkirakan tidak akan mendahului penurunan suku bunga acuan dari The Fed karena spread suku bunga secara historis tetap berada pada tingkat yang rendah.

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan kinerja positif APBN berlanjut, hingga 12 Desember 2023 pendapatan negara terakumulasi Rp2.553,2 triliun atau mencapai 96,8 persen dari target dalam Perpres 75 Tahun 2023 sebesar Rp2.637,2 triliun.

Di sisi lain, belanja negara terealisasi sebesar Rp2.588,2 triliun atau mencapai 83,03 persen dari target Perpres 75 tahun 2023 sejumlah Rp3.117,2 triliun. Secara keseluruhan, defisit APBN tercatat Rp35 triliun atau 0,17 persen dari PDB dengan keseimbangan primer yang tercatat surplus Rp378,6 triliun.

Dari mancanegara, neraca dagang kawasan Eropa pada Oktober 2023 tercatat surplus 11,1 miliar Euro, atau lebih baik dibandingkan sebelumnya yang tercatat defisit 28,7 miliar Euro. Nilai impor turun 16,3 persen year on year (yoy) akibat landainya harga migas, serta ekspor turut melemah 2,4 persen (yoy) menjadi 246,9 miliar Euro.

Dari Asia, data awal PMI manufaktur Jepang pada Desember 2023 turun ke level 47,7 setelah pada bulan sebelumnya tercatat 48,3. Industri manufaktur Jepang berada pada level kontraksi dalam 7 bulan beruntun seiring turunnya konsumsi di tengah harga input produksi yang meningkat.

Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain, indeks Nikkei menguat 3,30 poin atau 0,01 persen ke 32.762,30, indeks Hang Seng melemah 174,38 poin atau 1,05 persen ke 16,454,85, indeks Shanghai melemah 6,73 poin atau 0,23 persen ke 2.924,07, dan indeks Straits Times melemah 0,98 poin atau 0,03 persen ke 3.112,25.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement