REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Emiten perkebunan sawit milik H Samsudin Andi Arsyad atau Haji Isam, PT Jhonlin Agro Raya Tbk (JARR) telah sepakat membuat perjanjian kredit dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI). Perjanjian kredit tersebut berupa kredit investasi, dengan nilai Rp 500 miliar. Dikutip dari keterbukaan informasi, perjanjian kredit investasi tersebut dilakukan pada Senin (18/12/2023).
"Hari Senin, 18 Desember 2023, telah diadakan perjanjian kredit investasi antara Bank Mandiri dengan Jhonlin Agro Raya. Perjanjian kredit investasi tersebut dengan nilai Rp 500 miliar," kata Direktur Keuangan JARR, Temmy Iskandar dalam keterbukaan informasi BEI, Senin (18/12/2023).
Temmy mengatakan, tidak ada dampak kejadian, informasi atau fakta material terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha emiten atau perusahaan publik dengan adanya perjanjian kredit investasi tersebut.
Pada penutupan saham hari ini, saham JARR bergerak di zona hijau dengan penguatan 7,60 persen ke level 252. Sebelumnya, berdasarkan hasil dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) JARR yang digelar pada Jumat (24/11/2023), pemegang saham mayoritas setuju dengan rencana merger JARR dan PT Jhonlin Agro Lestari (JAL).
Dengan adanya merger tersebut, membuat aset JARR bertambah, birokrasi pun akan lebih pendek, sehingga biaya lebih terkendali dan murah. Selain itu, manajemen JARR menyatakan merger kedua perusahaan akan mendorong adanya integrasi dan optimalisasi yang lebih baik dari rantai pasok.
Diketahui, JARR menargetkan produksi tandan buah segar (TBS) di tahun 2023 sebesar 50 ribu ton, di mana per kuartal III 2023, target tersebut sudah tercapai 100 persen. Sementara, JAL menargetkan produksi TBS sebesar 150 ribu ton tahun ini. Per Oktober 2023, JAL sudah memproduksi TBS sebanyak 156 ribu ton.
Sebelum merger, JARR menargetkan produksi TBS di tahun 2024 sebesar 70 ribu ton. Setelah merger dengan JAL, JARR menargetkan produksi TBS menjadi 249 ribu ton di tahun 2024.