REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Dirgantara Indonesia (DI) membidik Thailand untuk memperluas cakupan penjualan pesawat angkut ringan NC-212i di pasar Asia Tenggara.
Direktur Utama PT DI Gita Amperiawan saat ditemui di Pangkalan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (12/12/2023), menyebut ada potensi untuk menjual delapan pesawat NC-212i ke Thailand. "Potensi kami ke MOAC (Kementerian Pertanian dan Koperasi Thailand) delapan. Ada potensi lagi, sementara kami bidik Thailand," kata Gita saat ditemui selepas acara serah terima lima pesawat NC-212i dari Kementerian Pertahanan (Kemenhan) RI ke TNI Angkatan Udara di Lanud Halim Perdanakusuma.
Dia melanjutkan pesawat NC-212i selain dibeli Pemerintah RI juga oleh Filipina dan Vietnam. "Filipina (membeli) enam dan sebelumnya tiga, jadi ada sembilan," ungkap Gita.
Dia menambahkan sejauh ini Vietnam membeli tiga unit. Pemerintah RI melalui Kementerian Pertahanan memesan sembilan pesawat NC-212i dari PT DI yang lima di antaranya telah rampung dan diterima oleh TNI AU. Tiga lainnya, Gita menyebut, dijadwalkan rampung pada 2024, dan satu unit terakhir pada Maret 2025.
Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menyerahkan secara langsung lima unit pesawat NC-212i buatan PT Dirgantara Indonesia (DI) ke TNI Angkatan Udara di Base Ops Pangkalan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa. Dalam acara itu, dia memimpin prosesi serah terima pesawat, di antaranya penyiraman air kembang di atas moncong pesawat.
Lima unit NC-212i itu bakal memperkuat Skuadron Udara 4 Wing Udara 2 Lanud Abdulrachman Saleh, Malang, Jawa Timur. Prabowo, saat sesi jumpa pers, menyebut tingkat komponen dalam negeri (TKDN) NC-212i, yang sebagian besar perangkat-nya dibuat dan dirakit dalam negeri, sebesar 40 persen.
Terkait itu, Direktur Utama PT DI menjelaskan beberapa yang belum dibuat di dalam negeri antara lain mesin, propeller, dan sistem avionik pesawat. "Kita yang belum engine, propeller, itu yang besar content-nya," ucap Gita.
Walaupun demikian, PT DI berniat menjajaki kerja sama yang dapat meningkatkan kemampuan perusahaan membuat sistem avionik pesawat sendiri. "Kami baru mulai akan meningkatkan TKDN di avionik," kata dia.