REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Harga cabai rawit di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, masih tinggi mencapai Rp 150 ribu per kilogram (kg) setelah turun dari harga pekan kemarin yang mencapai Rp 175 ribu per kg.
"Harga ini di tingkat pedagang. Jika pekan kemarin mencapai Rp175 ribu per kg. Sejak Ahad (10/12) mengalami penurunan menjadi Rp 150 ribu per kg," kata Kepala Dinas Koperasi Perindustrian Perdagangan dan UMKM Kabupaten Gorontalo Utara Grace Mangosa di Gorontalo, Senin (11/12/2023).
Kenaikan harga cabai rawit dipicu permintaan tinggi oleh konsumen, tapi petani khususnya di kabupaten pesisir ini masih baru melakukan penanaman sehingga stok di pasar-pasar belum banyak.
"Kami terus memantau dan memastikan stok tetap aman, begitu pun lonjakan harga agar tidak terus mengalami kenaikan. Bersyukur harga cabai rawit berangsur turun," ujarnya.
Pada kondisi normal dengan stok yang melimpah, harga cabai rawit dapat mencapai Rp 20 ribu per kilogram. Untuk saat ini, ia berharap masyarakat tidak panik. "Berbelanja sesuai keperluan rumah tangga saja. Sebab upaya ini pun merupakan langkah mencegah inflasi pada komoditas cabai," katanya.
Yulan (43 tahun) pelaku UMKM di bidang kuliner mengatakan, harga cabai rawit yang mencapai ratusan ribu tersebut cukup membuatnya resah. Ia bahkan menyebut harga cabai rawit lebih pedas dari rasa cabai.
"Cukup meresahkan sebab makanan yang saya jual wajib menggunakan cabai rawit," ujar Yulan.
Ia berharap ada intervensi dari pemerintah agar harga cabai rawit kembali mudah dijangkau.