Ahad 26 Nov 2023 19:27 WIB

Kinerja Perbankan Optimistis Teraga di Tengah Volatilitas Global

Risiko likuiditas juga diperkirakan masih terjaga stabil dibandingkan kuartal II.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Lida Puspaningtyas
Ilustrasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Ilustrasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melakukan Survei Orientasi Bisnis Perbankan OJK (SBPO) kuartalan. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan, Dian Ediana Rae mengatakan hasil SBPO menunjukkan responden optimistis kinerja Perbankan akan tetap terjaga pada kuartal IV 2023 di tengah volatilitas global.

"Hal ini tercermin dari Indeks Orientasi Bisnis Perbankan (IBP) pada kuartal IV 2023 yang tercatat sebesar 62 (zona optimis)," kata Dian dalam pernyataan tertulisnya, Ahad (26/11/2023).

Baca Juga

SBPO kuartal IV 2023 telah dilaksanakan dengan jumlah responden sebanyak 95 bank dengan aset mencakup 94,87 persen dari total aset 105 bank umum. Optimisme tersebut didorong oleh ekspektasi akan meningkatnya fungsi intermediasi perbankan dibarengi dengan kemampuan perbankan dalam mengelola risiko yang dihadapi meskipun dengan kondisi makroekonomi global yang kurang kondusif.

Ketidakpastian kondisi makroekonomi global menyebabkan Indeks Ekspektasi Kondisi Makroekonomi (IKM) pada kuartal IV 2023 berada pada level pesimis yaitu sebesar 43.

"Pesimisme tersebut didorong oleh prediksi melemahnya nilai tukar, meningkatnya suku bunga acuan sebagai upaya untuk menahan pelemahan nilai tukar rupiah, laju inflasi yang berpotensi meningkat didorong oleh peningkatan harga pangan, energi, dan naiknya belanja masyarakat (permintaan) pada akhir tahun," jelas Dian.

Kondisi makroekonomi diperkirakan kurang kondusif termasuk karena dampak risiko suku bunga acuan yang tinggi secara global dan dapat berlangsung lebih lama. Meskipun begitu, Dian menuturkan, mayoritas responden meyakini bahwa risiko perbankan risiko kredit, likuiditas, dan pasar pada kuartal IV 2023 masih terjaga dan terkendali.

"Hal ini seiring fleksibilitas ruang penyesuaian suku bunga yang masih cukup besar bagi perbankan karena ditopang likuiditas yang cukup ample serta didukung koordinasi kebijakan terintegrasi dalam KSSK yang selama ini cukup efektif dalam menangkal dampak global," ungkap Dian.

Hal tersebut terlihat dari Indeks Persepsi Risiko (IPR) sebesar 58 (zona keyakinan bahwa risiko cukup manageble). Selain itu juga seiring dengan keyakinan bahwa risiko kredit dan risiko pasar yang tetap terjaga.

Selain itu, responden meyakini bahwa kualitas kredit tetap baik serta PDN pada level rendah dan berada pada posisi long. Begitu juga dengan rentabilitas yang masih akan meningkat seiring dengan kenaikan penyaluran kredit.

Selanjutnya, risiko likuiditas juga diperkirakan masih terjaga stabil dibandingkan kuartal sebelumnya. Dian menyampaikan, hasil SBPO kuartal IV 2023 menunjukkan bahwa sektor perbankan tetap optimis di tengah-tengah volatilitas kondisi global dan dinamika kondisi makroekonomi domestik.

"Hasil SBPO ini juga memperkuat paparan terkait sektor perbankan yang disampaikan dalam RDK Bulanan OJK serta sejalan dengan materi siaran pers OJK mengenai dampak ketidakpastian global yang tidak signifikan terhadap kondisi sektor perbankan yang telah disampaikan dalam kesempatan sebelumnya," ungkap Dian.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement