REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rupiah diproyeksi akan melanjutlan pelemahan pada hari ini, Kamis (23/11/2023). Ketidakpastian kebijakan suku bunga acuan bank sentral AS atau Federal Reserve memicu kekhawatiran pelaku pasar.
"Rupiah masih berpeluang melemah terhadap dolar AS dengan belum adanya sinyal pemangkasan suku bunga," kata Pengamat Pasar Keuangan Ariston Tjendra.
Ariston melihat, peluang kenaikan suku bunga acuan AS masih terbuka karena tingkat inflasi AS yang masih belum mencapai level target dua persen. Hal inu masihenjadi catatan dalam notulen Rapat the Fed.
Selain itu, indikasi di atas juga didukung oleh rilis data klaim tunjangan pengangguran AS semalam yang lebih bagus dari proyeksi, terjadi penurunan lebih besar dari ekspektasi. Kondisi ketenagakerjaan yang bagus bisa mendorong kenaikan inflasi lagi.
Ekspektasi inflasi yang tinggi juga didukung dengan survei ekspektasi inflasi oleh Universitas Michigan yang menunjukan potensi inflasi masih di kisaran 4,5 persen untuk satu tahun ke depan.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia kemungkinan tidak menaikan suku bunga acuan karena belum ada perubahan besar di pasar soal ekspektasi kebijakan moneter the Fed. Rupiah berpotensi melemah ke arah Rp 15.600.