Kamis 23 Nov 2023 09:37 WIB

Ketidakpastian Kebijakan Suku Bunga Buat Rupiah Lunglai

The Fed masih akan naikkan suku bunga karena target inflasi belum tercapai.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Fuji Pratiwi
Petugas menunjukan uang dollar AS dan rupiah di tempat penukaran valuta asing PT Valuta Inti Prima di Cikini, Jakarta, Selasa (21/11/2023).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Petugas menunjukan uang dollar AS dan rupiah di tempat penukaran valuta asing PT Valuta Inti Prima di Cikini, Jakarta, Selasa (21/11/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rupiah diproyeksi akan melanjutlan pelemahan pada hari ini, Kamis (23/11/2023). Ketidakpastian kebijakan suku bunga acuan bank sentral AS atau Federal Reserve memicu kekhawatiran pelaku pasar. 

"Rupiah masih berpeluang melemah terhadap dolar AS dengan belum adanya sinyal pemangkasan suku bunga," kata Pengamat Pasar Keuangan Ariston Tjendra.

Baca Juga

Ariston melihat, peluang kenaikan suku bunga acuan AS masih terbuka karena tingkat inflasi AS yang masih belum mencapai level target dua persen. Hal inu masihenjadi catatan dalam notulen Rapat the Fed.

Selain itu, indikasi di atas juga didukung oleh rilis data klaim tunjangan pengangguran AS semalam yang lebih bagus dari proyeksi, terjadi penurunan lebih besar dari ekspektasi. Kondisi ketenagakerjaan yang bagus bisa mendorong kenaikan inflasi lagi.

Ekspektasi inflasi yang tinggi juga didukung dengan survei ekspektasi inflasi oleh Universitas Michigan yang menunjukan potensi inflasi masih di kisaran 4,5 persen untuk satu tahun ke depan.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia kemungkinan tidak menaikan suku bunga acuan karena belum ada perubahan besar di pasar soal ekspektasi kebijakan moneter the Fed. Rupiah berpotensi melemah ke arah Rp 15.600.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement