REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otorita Ibu Kota Negara (OIKN) Nusantara dan Stanford Doerr School of Sustainability, Standford University, menjalin kerja sama yang meliputi penelitian dan inovasi berkelanjutan.
"Riset yang akan dilakukan antara lain terkait pengelolaan air, sustainable urban development dan robotik serta berbagai hal relevan lainnya," ujar Kepala OIKN Bambang Susantono dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (18/11/2023).
Bambang mengatakan melalui penandantanganan nota kesepahaman (MoU), Stanford, dan para alumninya berkomitmen membangun pusat riset dengan kualitas kelas dunia di IKN. OIKN menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Stanford Doerr School of Sustainability, Standford University, di Amerika Serikat. MoU ditandatangani oleh Kepala Otorita IKN Bambang Susantono, Anindya Bakrie yang juga alumnus Stanford dan Arun Majumdar selaku Dekan Stanford Doerr School of Sustainability yang meliputi bidang penelitian dan inovasi berkelanjutan.
Di kawasan inti IKN disiapkan pusat riset Stanford ini. Hasilnya nanti menjadi bekal IKN dalam pengembangan kota Nusantara sebagai kota cerdas yang hijau dan berkelanjutan serta menghargai berbagai upaya yang melibatkan para pemangku kepentingan.
“Beberapa bulan lalu Stanford sudah menyerahkan letter of intent di Jakarta dan disepakati kolaborasi di bidang riset, penelitian dan training capacity building. Nantinya untuk hal yang lebih teknis akan dilakukan pertemuan-pertemuan lanjutan," kata Bambang Susantono.
Para akademisi, tenaga pengajar, peneliti serta mahasiswa Indonesia dan internasional yang hadir dalam acara yang berlangsung di salah satu aula Standford University ini kelihatan sangat antusias dalam mendukung realisasinya. Pembangunan pusat riset itu sendiri direncanakan akan dilakukan sekitar Januari atau Februari 2024.
Bambang mengatakan otorita IKN menyediakan lahan seluas tiga hektare di kawasan inti IKN. Para alumni Stanford di Indonesia yang membangun gedung pusat riset tersebut. Stanford kemudian yang mengisinya dengan aktivitas riset di sana.
“Baik peneliti dari Indonesia maupun peneliti dari Stanford nanti akan berinteraksi meneliti di sana,” ujar Bambang.
Selain pusat riset Stanford, tiga universitas asal Belanda yakni Delft University, Erasmus University, dan salah satu kampus di Rotterdam juga akan bekerja sama membangun pusat riset di sana. Dari dalam negeri, enam kampus negeri juga sudah berkomitmen membangun pusat riset.