Kamis 02 Nov 2023 19:58 WIB

Analis: Bergabungnya TikTok Shop Bisa Jadi Angin Segar Bagi GOTO 

TikTok Shop punya pasar akar rumput di tengah konsumen Indonesia karena murah.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Lida Puspaningtyas
Pedagang melakukan live promosi di Pasar Tanah Abang Blok A, Jakarta, Kamis (28/9/2023). Dalam kunjungannya Mendag mendengarkan keluh kesah para pedagang seputar sepinya pembeli di pasar tersebut imbas gempuran e-commerce maupun social commerce salah satunya TikTok Shop.
Foto:

Gabungnya TikTok Shop dinilai akan memberikan keuntungan besar bagi Tokopedia sebagai salah satu e-commerce terbesar di Indonesia. Namun di sisi lain, memberi ancaman bagi e-commerce lainnya di Indonesia. 

Analis pasar modal sekaligus Direktur Avere Investama Teguh Hidayat, mengatakan, wajar bila TikTok Shop diisukan akan bergabung dengan e-commerce yang sudah ada di Indonesia untuk mempermudah jalan agar dapat kembali beroperasi. 

Seperti diketahui, pasca pemerintah menutup TikTok Shop setelah penerbitan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 31 Tahun 2023. Beleid itu mengatur bahwa platform media sosial tidak boleh sekaligus menjalankan bisnis e-commerce dalam satu perusahaan aplikasi. 

“TikTok Shop punya dua opsi, dia urus perizinan kembali atau ikut sama yang sudah ada. Tapi menurut saya tidak akan segampang dan secepat itu,” kata Teguh kepada Republika.co.id. Kamis (2/11/2023). 

Ia menjelaskan, TikTok Shop bukan dari Indonesia melainkan buatan China. Sementara, Tokopedia adalah e-commerce yang asli dibuat oleh lokal dan belakangan bergabung dengan Gojek yang juga platform lokal untuk memperkuat bisnis bersama.

Persoalan yang dihadapi TikTok Shop di Indonesia juga dialami di Amerika Serikat karena diblokir oleh pemerintah setempat.

“Tapi, sampai hari ini tidak ada cerita (di AS) TikTok Shop jadi merger, yang mereka lakukan adalah ketika dilarang mereka (bertanya) maunya gimana? Kita ikut (aturan AS) tapi bukan dengan merger,” kata Teguh menambahkan. 

Namun memang, menurut Teguh, bila merger itu terealisasi, akan memberikan banyak keuntungan bagi GOTO karena TikTok Shop selama beroperasi mampu melampaui Tokopedia. Masuknya TikTok Shop sebagai bagian dari perusahaan bisa memperkuat bisnis e-commerce dari GOTO. 

Hanya saja, aksi korporasi semacam itu bisa menjadi ancaman bagi e-commerce lainnya, sebut saja seperti Bukalapak (BUKA), Blibli, serta platform lainnya yang asli buatan Indonesia.

“Salah satu alasan TikTok Shop dilarang selain karena dia dari China, dia juga tidak hanya merugikan pedagang Tanah Abang tapi juga merugikan e-commerce lokal,” ujarnya. 

Pemerintah, menurut Teguh, perlu ambil bagian dalam isu tersebut. Tujuannya agar menciptakan persaingan yang sehat di tengah industri e-commerce nasional yang terus tumbuh dan tidak dikuasai platform asing. 

Sebagai informasi, kabar rencana merger dua platform tersebut mulanya muncul dari Analis Maybank Sekuritas, Etta Rusdiana Putra dalam laporannya yang diterbitkan pada 17 Oktober 2023 lalu. 

Ia mengatakan, TikTok Shop memerlukan lisensi e-commerce setelah pemerintah secara efektif melarang integrasi vertikal antara media sosial dan platform e-commerce pada akhir September lalu. 

Namun, menurutnya, TikTok akan berupaya untuk terus memperluas bisnis e-commerce-nya karena Indonesia adalah pasar yang menguntungkan dan ada tiga strategi yang bisa diterapkan.

Yakni berkolaborasi dengan platform yang sudah ada, membangun platform e-commerce sendiri, dan mengakuisisi pemain yang sudah ada.

“Media lokal berspekulasi bahwa TikTok Shop akan kembali hadir di Indonesia pada 10 November 2023 (Hari Pahlawan Indonesia,” tulisnya.

Ia menilai, cara tercepat agar TikTok Shop dapat kembali beroperasi adalah melalui kemitraan dengan pemain yang sudah ada. Setidaknya ada tiga syarat penting untuk bisa menjadi mitra TikTok Shop.

Pertama, punya ekosistem yang terintegrasi. Kedua, basis yang sangat besar di Indonesia. Ketiga, pemahaman mendalam tentang pasar lokal. GOTO dinilai bisa menjadi mitra ideal untuk TikTok Shop.

“Dengan asumsi model kemitraan, kami yakin GOTO adalah kandidat utama,” ujarnya.

Lalu, bagaimana pendapat pelaku usaha?...

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement