Rabu 01 Nov 2023 21:24 WIB

Indeks Hasil Produksi Tinggi, Nilai Tukar Petani Naik

Kenaikan tersebut khususnya jika dibandingkan kenaikan NTP provinsi lainnya.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Ahmad Fikri Noor
Petani memotong tanaman padi saat panen di Pundong, Bantul, Yogyakarta, Senin (9/10/2023).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Petani memotong tanaman padi saat panen di Pundong, Bantul, Yogyakarta, Senin (9/10/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai tukar petani (NTP) nasional pada Oktober 2023 sebesar 115,78. Deputi Bidang Statistik dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan angka tersebut naik 1,43 persen dibanding NTP bulan sebelumnya.

"Kenaikan NTP dikarenakan indeks harga yang diterima petani naik sebesar 1,67 persen lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,24 persen," kata Pudji dalam konferensi pers, Rabu (1/11/2023).

Baca Juga

Pudji menambahkan, NTP Provinsi Kalimantan Selatan mengalami kenaikan tertinggi sebesar 2,53 persen pada Oktober 2023. Kenaikan tersebut khususnya jika dibandingkan kenaikan NTP provinsi lainnya.

Sementara itu, Pudji menyebut NTP Provinsi Kepulauan Riau mengalami penurunan terbesar 1,16 persen. "Penurunan ini jika dibandingkan penurunan NTP provinsi lainnya," ucap Pudji.

Dari 1.741 transaksi penjualan gabah di 26 provinsi selama Oktober 2023, tercatat transaksi gabah kering panen (GKP) 64,16 persen, gabah kering giling (GKG) 24,64 persen, dan gabah luar kualitas 11,20 persen. Selama periode tersebut, BPS mencatat rata-rata harga GKP di tingkat petani Rp 6.851 per kilogram atau naik 5,16 persen dan di tingkat penggilingan Rp 6.995 per kilogram atau naik 4,69 persen dibandingkan harga gabah kualitas yang sama pada bulan sebelumnya.

"Rata-rata harga GKG di tingkat petani Rp 7.703 per kilogram atau naik 4,29 persen dan di tingkat penggilingan Rp 7.818 per kilogram atau naik 4,26 persen," jelas Pudji.

Selama Oktober 2023, survei harga produsen beras di penggilingan dilakukan pada 856 perusahaan penggilingan di 31 provinsi. Dari survei tersebut diperoleh 1.069 observasi beras di penggilingan.

Pada Oktober 2023, rata-rata harga beras kualitas premium di penggilingan sebesar Rp 13.372 per kilogram. "Harga ini naik sebesar 3,65 persen dibandingkan bulan sebelumnya," ucap Pudji.

Sedangkan beras kualitas medium di penggilingan sebesar Rp 13.012 per kilogram atau naik sebesar 2,57 persen. Lalu rata-rata harga beras luar kualitas di penggilingan sebesar Rp 12.381 per kilogram atau naik sebesar 5,41 persen.

"Dibandingkan dengan Oktober 2022, rata-rata harga beras di penggilingan pada Oktober 2023 untuk kualitas premium, medium, dan luar kualitas masing-masing naik sebesar 28,54 persen, 29,55 persen, dan 30,11 persen," tutur Pudji.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement