REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa pemerintah akan terus mengejar ketertinggalan dalam pembangunan infrastruktur. Ia mengatakan, pembangunan infrastruktur akan terus dilakukan untuk meningkatkan daya saing dengan negara lain baik menggunakan anggaran APBN, BUMN, maupun bekerja sama dengan pihak swasta.
"Betapa masih sangat jauhnya daya saing kita, competitivenes kita. Itu yang ingin kita kejar agar kita bisa bersaing dengan negara-negara lain. Stok infrastruktur kita harus terus kita tingkatkan. Bisa dengan jalan APBN, bisa dibangun BUMN, bisa dibangun swasta. Tiga-tiga paralel kita kerjakan," kata Jokowi dalam sambutannya saat peresmian Jalan Tol Indralaya dan Jalan Layang Patih Galung, Kota Palembang, Kamis (26/10/2023).
Jokowi pun kemudian menceritakan isi pembicaraannya dalam pertemuan dengan para tokoh masyarakat dan tokoh agama sebelumnya. Menurut Jokowi, mereka menyampaikan bahwa pembangunan jalan tol yang dilakukan pemerintah memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat.
"Beliau-beliau menyampaikan, 'Pak dulu dari Palembang ke Lampung itu memakan waktu 10-12 jam. Sekarang 3,5 jam sudah bisa'. Terjadi sebuah kecepatan yang luar biasa kalau seperti itu," ujar Jokowi.
Meski demikian, Jokowi menilai panjang jalan tol yang dimiliki Indonesia saat ini masih kalah dibandingkan negara lainnya. Di China, hingga saat ini sudah memiliki 280 ribu km jalan tol. Sementara Indonesia baru memiliki 2.800 km jalan tol, yang terdiri dari 2.040 km jalan tol baru dan 780 km jalan tol yang sudah dibangun sejak lama.
"Betapa masih sangat jauhnya daya saing kita, competitiveness kita. Itu yang ingin kita kejar agar kita bisa bersaing dengan negara-negara lain," ujar dia.
Jokowi berharap, pembangunan jalan tol ini bisa meningkatkan kecepatan mobilitas baik barang maupun jasa. Sehingga bisa meningkatkan dan memperbaiki daya saing Indonesia dengan negara lainnya.