REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- PT PLN (Persero) optimistis dapat menyediakan listrik untuk Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. PLN di Kalimantan bagian timur kini memiliki daya mampu 2.369 megawatt.
“Sementara pemakaian saat ini pada saat beban puncak adalah 1.545 megawatt,” kata General Manager PLN Unit Induk Pembangkitan Kalimantan Bagian Timur (UIP KLT) Josua Simanungkalit, Rabu (18/10/2023).
Kelebihan daya 800 megawatt lebih tersebut sebab sistem kelistrikan Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah sudah terhubung (interkoneksi). Sistem Mahakam di Kalimantan Timur terkoneksi dengan Sistem Barito yang menjadi jaringan distribusi listrik di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.
“Sekarang tantangannya adalah penyediaan sistem kelistrikan zero down time,” lanjut Simanungkalit.
Zero down time juga diistilahkan PLN sebagai “listrik tanpa kedip” atau lancar tanpa pemadaman. Sebelumnya, untuk mendapatkan daya mengikuti pertumbuhan penduduk dan ekonomi Kalimantan bagian tengah dan timur, dan kemudian juga IKN, PLN telah membangun sejumlah pembangkit dan jaringan transmisi, termasuk gardu induk.
Saat ini pun masih ada enam proyek pembangunan jaringan transmisi yang membentang dari Kaltim, Kaltara, hingga Kalsel yang akan semakin memperkuat sistem distribusi. Sebagian dari proyek-proyek transmisi tersebut itu tengah memasuki tahap konstruksi, dan sebagian lain secara bertahap tengah menyelesaikan pengadaan tanah tapak tower serta pembebasan jalur kabel.
Proyek-proyek tersebut adalah Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150kV Kariangau–GIS 4 IKN dari Balikpapan ke IKN, SUTT 150kV Talisayan – Maloy di Kutai Timur, SUTT 150kV Tanjung Redeb – Talisayan di Kutai Timur ke Berau, SUTT 150kV Tanjung Selor – Tidang Pale di Kalimantan Utara, juga SUTT 150kV Tanah Grogrot – Sei Durian di Kaltim bagian selatan, dan SUTT 150kV Sei Durian – Tarjun di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan di bagian tenggara.
Pada proyek pembangunan SUTT 150kV Kariangau – GIS 4 IKN bahkan PLN dituntut untuk menyediakan energi hijau atau membangkitkan listrik dari energi baru atau terbarukan. Menurut Simanungkalit, proyek yang memiliki pembangkit listrik tenaga surya di dalamnya itu sudah harus selesai pada 2024.