Selasa 17 Oct 2023 15:02 WIB

Analis Sebut Dampak Konflik Israel-Palestina Terbatas 

Pengaruh konflik ini terbatas selama tak menyebar ke negara produsen minyak.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Fuji Pratiwi
Mirae Asset Sekuritas menggelar Media Day di Jakarta pada Kamis (9/2/2023).
Foto: Dok Mirae Asset Sekuritas
Mirae Asset Sekuritas menggelar Media Day di Jakarta pada Kamis (9/2/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengaruh perang Israel-Palestina terhadap bursa saham disebut relatif terbatas, selama tidak menyebar ke negara-negara sekitar terutama produsen minyak. Di samping itu, dunia mendorong langkah perdamaian kedua belah pihak. 

Head of Investment Information Mirae Asset, Martha Christina, mengakui, tensi geopolitik di Israel dan Palestina berpotensi menambah risiko global dan mendorong kenaikan harga minyak. Namun, meskipun konflik masih berlangsung, Martha melihat kenaikan harga minyak sudah mulai terbatas. 

Baca Juga

"Yang dituju adalah perdamaian, jadi perdamaian itu akan terus dikejar, konflik akan diusahakan untuk diredam sehingga tidak menyebabkan kenaikan harga minyak," kata Martha saat acara Media Day di Jakarta, Selasa (17/10/2023).

Menurut Martha, upaya perdamaian ini sangat penting dilakukan untuk menghindari inflasi akibat kenaikan harga minyak. Sebelum terjadinya perang, harga minyak pun sudah mengalami kenaikan bahkan mencapai 34 persen sejak Juni lalu. 

"Kalau misalnya harga minyak semakin tinggi, akan lebih banyak negara yang menderita, jadi sedini mungkin dicoba untuk diredam," ujar Martha. 

Martha melihat, sampai sekarang belum ada faktor yang membuat permintaan minyak naik signifikan, sehingga harga minyak diperkirakan masih akan bertahan di level saat ini. Demikian halnya dampak perang Israel-Palestina bagi emiten minyak juga mulai terbatas. 

Sebagai informasi, pergerakan saham sejumlah emiten minyak mulai mengalami pelemahan. Hari ini, saham Medco Energi Internasional terkoreksi tipis 0,33 persen. Saham AKR Corporindo terpangkas lebih dari satu persen. Surya Esa Perkasa bahkan melemah 3,97 persen sepekan terakhir. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement