REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Transformasi dalam bentuk digitalisasi penyeberangan merupakan salah satu gebrakan besar Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Dalam kurun waktu empat tahun memimpin, Erick berhasil mendorong PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) menerapkan inisiatif transformasi digital dan mengubah secara signifikan pengalaman penyeberangan laut menjadi lebih modern melalui sistem e-ticketing Ferizy.
Erick mengatakan pemesanan tiket daring ini telah menghasilkan lebih dari 1,6 juta pengguna sejak pertama kali diluncurkan pada 2020. Dampaknya, masyarakat mendapatkan kemudahan dan kenyamanan dengan adanya sistem ini. "Transformasi yang diterapkan sejumlah BUMN mampu menaikkan pendapatan secara akumulasi dan pencapaian net income total seluruh BUMN yang menyamai tahun lalu. Padahal situasi kala itu masih pandemi. Hal itu patut kita syukuri," ujar Erick.
Selain itu Erick juga dinilai berhasil menjalankan perannya sebagai Ketua Masyrakat Ekonomi Syariah (MES). Pengamat ekonomi syariah, Irfan Syauqi Beik mengatakan, selama tiga tahun terakhir sebagai Ketua MES Erick Thohir telah bergerak dengan akseleratif melalui program kerja yang terstruktur dan terencana, baik dalam jangka pendek, panjang, maupun menengah.
Irfan menyebut salah satu pencapaian terbaik Erick Thohir adalah komitmennya meningkatkan perekonomian berbasis syariah, termasuk industri halal. "Prestasinya, mendorong pengembangan beberapa kawasan industri halal," ujarnya kepada Republika, Jumat (6/10/2023).
Dalam tiga tahun, lanjut Irfan, Erick terus menekankan bahwa penguatan industri halal merupakan salah satu solusi bagi Indonesia dalam menciptakan lapangan kerja baru. Bahkan, Erick juga terus mengatakan bahwa industri halal yang kuat bisa menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi.
Tak bisa dipungkiri, perkembangan industri halal di tanah air semakin tumbuh dan berkinerja gemilang. Merujuk data State of the Global Islamic Economy Report 2022, Indonesia berada di peringkat ke-4 sebagai negara dengan ekonomi halal terbesar di dunia setelah Malaysia, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab (UEA).