REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Xiaomi menyatakan kesiapan untuk masuk ke pasar kendaraan listrik. Perusahaan teknologi asal China itu sudah mendapat persetujuan dari Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (NDRC) China untuk memproduksi kendaraan listrik.
Rencananya, setiap tahun Xiaomi bakal memproduksi sebanyak 100 ribu kendaraan listrik. Pendiri Xiaomi yakni Lei Jun pun telah mengumumkan masuknya perusahaan ke pasar kendaraan listrik pintar pada 2021.
Dilansir Reuters pada Selasa (12/9/2023), dirinya menjanjikan investasi sebesar 10 miliar dolar AS selama sepuluh tahun ke depan. Ia juga menetapkan tujuan memproduksi mobil pertamanya secara massal pada paruh pertama tahun depan.
Persetujuan NDRC dinilai menjadi langkah signifikan bagi Xiaomi. Hanya saja, perusahaan masih perlu persetujuan dari Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi (MIIT) sebelum memulai produksi.
MIIT bertanggung jawab menilai aspek teknis dan keselamatan kendaraan baru. Masuknya Xiaomi ke pasar kendaraan listrik terjadi ketika perusahaan menghadapi tantangan dalam bisnis ponsel pintar tradisionalnya.
Pendapatan kuartal pertama turun 18,9 persen tahun-ke-tahun, dan perusahaan berupaya mendiversifikasi portofolionya. Pasar kendaraan listrik berkembang pesat di Cina maka Xiaomi berharap dapat memanfaatkan pertumbuhan ini.
Masuknya Xiaomi ke pasar kendaraan listrik dinilai sebagai tantangan besar. Perusahaan teknologi yang memulai bisnisnya dari smartphone itu telah membangun pabrik di Beijing yang mampu memproduksi 200 ribu kendaraan setiap tahunnya.