REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Pertamina (Persero) mengajak para pemangku kepentingan untuk mulai serius dalam menggali berbagai potensi bahan bakar minyak terbarukan berbasis nabati atau bioenergi. Sebab, pengembangan bionergi kian dibutuhkan untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil serta upaya dekarbonisasi.
Direktur Strategi Portfolio dan Pengembangan Usaha Pertamina, A Salyadi Saputra menjelaskan, emisi dari sektor transportasi akan terus meningkat dan bioenergi bisa menjadi jawaban untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar kendaraan termasuk menjadi solusi untuk mengurangi emisi global.
"Pertamina dalam berinvestasi di bidang bioenergi khususnya Biofuel, dapat memberikan manfaat jangka pendek sekaligus berkontribusi kepada masa depan yang berkelanjutan," kata Salyadi dalam Indonesia Sustainibility Forum (ISF) di Jakarta, Kamis (7/9/2023).
Pertamina juga menyadari bahwa menuju energi hijau dibutuhkan peningkatan kapabilitas dan keahlian untuk memberikan manfaat pada lingkungan, ekonomi dan sosial. Ia menambahkan, perseroan juga telah membuka diri terhadap peluang inovasi dan kerjasama demi energi bangsa yang lebih baik.
Sementara itu, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Energi (ESDM), Tutuka Ariadji, menyampaikan, bioenergi memainkan peran penting dalam transisi energi, khususnya dekarbonisasi di sektor transportasi dengan menyediakan solusi rendah karbon. Bioenergi sebagai bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar fosil berpengaruh positif karena diproduksi dari sumber terbarukan. Selain itu juga memberikan nilai tambah melalui hilirisasi industri pertanian dalam negeri hingga meningkatkan kesejahteraan petani kecil.
Tutuka menambahkan, bioenergi sedikit emisi gas rumah kaca dibandingkan bahan bakar fosil, mengurangi impor bahan bakar dan menghemat devisa negara dan neraca perdagangan; memberikan kesempatan kerja, serta menjaga keamanan energi nasional.
"Industri bioenergi memerlukan cara-cara inovatif yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi proses produksi, menghasilkan bahan bakar berkualitas dengan harga terjangkau, meningkatkan daya dukung lingkungan, dan meningkatkan kesejahteraan petani," kata Tutuka.