Selasa 29 Aug 2023 21:40 WIB

Malaysia Umumkan Pendanaan Awal Transisi Energi Rp 6,56 Triliun

Kebutuhan finansial transisi energi di Malaysia ditaksir mencapai Rp 4.918,8 triliun.

Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim.
Foto: AP Photo/Vincent Thian
Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengumumkan pendanaan awal sebesar 2 miliar ringgit (RM) atau sekitar Rp 6,56 triliun untuk memfasilitasi upaya transisi energi di negara tersebut.

Anwar dalam peluncuran fase kedua Peta Jalan Transisi Energi Nasional (NETR) diikuti secara daring di Kuala Lumpur, Selasa, mengatakan Malaysia, di bawah Perjanjian Paris, menetapkan target mencapai emisi nol bersih pada 2050.

Baca Juga

Saat ini, negara tersebut sedang mengembangkan teknologi dekarbonisasi bersama. Kemajuan mencari sumber-sumber energi bersih alternatif akan signifikan dengan melakukan kolaborasi kuat di tingkat regional dan internasional, kata Anwar.

Dalam kasus tersebut, Pemerintah Malaysia akan mengalokasikan 2 miliar ringgit Malaysia sebagai pendanaan awal untuk memfasilitasi upaya transisi energi.

Fasilitas tersebut, menurut dia, akan menjadi katalis pembiayaan campuran yang dapat menjamin tersedianya sumber daya keuangan yang lancar untuk menjalankan proyek transisi energi yang bankable atau berada di bawah tingkat pengembalian pasar.

Anwar mengatakan tantangan terpenting dalam melakukan transisi energi adalah kebutuhan finansial dengan estimasi mencapai hingga 1,5 triliun ringgit Malaysia (RM) atau sekitar Rp 4.918,88 triliun selama periode 2023-2050.

Menurut Anwar, untuk dekade ini saja Malaysia membutuhkan antara 60 miliar hingga 90 miliar ringgit Malaysia (sekitar Rp 196,75 triliun sampai dengan Rp 295,13 triliun) untuk dialokasikan pada proyek-proyek krusial di antaranya seperti transportasi publik, memperkuat infrastruktur hijau dan meningkatkan sumber daya manusia (SDM).

Dewan Transisi Energi, lanjutnya, akan diaktifkan untuk memastikan perencanaan dan pengembangan yang holistik dapat dilakukan sambil memantau kemajuan NETR.

Dirinya meyakini implementasi peta jalan tersebut akan mampu menciptakan lapangan kerja dan mendongkrak partisipasi investasi domestik dan asing, sambil memastikan ketersediaan dan keterjangkauan energi bersih terjaga. Selain itu dapat menjadikan Malaysia memimpin dalam pengembangan energi terbarukan di kawasan regional.

Posisi strategis Malaysia yakni menjadi pusat energi ASEAN membuat negara tersebut dapat mengambil peran yang jelas dalam memajukan masa depan energi berkelanjutan kawasan regional menuju ke arah emisi nol bersih ASEAN, kata Anwar.

Perusahaan listrik Tenaga Nasional Berhad (TNB) dan Sarawak Energy Sdn Bhd, menurut Anwar, sedang dalam progres melakukan bisnis lintas batas meluaskan jaringan listrik ASEAN. Prospek energi lintas batas diyakininya akan cerah dan dapat menaikkan integrasi ekonomi dengan negara tetangga.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement