Kamis 24 Aug 2023 17:14 WIB

Menkeu dan Menkes ASEAN Kumpul di Jakarta, Ini Hasil Pertemuannya

Hal ini untuk mendukung sektor kesehatan terutama memitigasi terjadinya pandemi.

Rep: Novita Intan/ Red: Ahmad Fikri Noor
Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Foto: Republika/Rahayu Subekti
Menteri Keuangan Sri Mulyani.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Keuangan dan Kementerian Kesehatan negara-negara anggota ASEAN menyepakati adanya penguatan sektor keuangan terkait kesehatan. Hal ini terutama untuk mendukung sektor kesehatan terutama memitigasi terjadinya pandemi.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan terdapat sejumlah kesepakatan yang dihasilkan dalam pertemuan itu. Pertama, negara anggota ASEAN menyoroti masih adanya kesenjangan keuangan antara persiapan dan respons terhadap pandemi antarnegara anggota.

Baca Juga

"Kami akan mendorong investasi untuk meningkatkan kapasitas pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons negara anggota untuk menangani kondisi darurat akibat Covid-19 atau pandemi lainnya yang mungkin muncul ke depan," ujarnya usai acara ASEAN Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting and Related Meetings, Rabu (22/8/2023).

Kedua, negara ASEAN berkomitmen membangun kembali pemulihan yang kuat. Adapun langkah melalui mekanisme dan strategi yang ada, mengoptimalkan sumber daya regional, dan memastikan adanya sinergi dan interoperabilitas dari upaya global, termasuk melalui pandemic fund dan ASEAN response fund.

“Kami ingin memastikan bahwa kapasitas PPR lebih ditingkatkan lagi untuk menangani ancaman kesehatan masyarakat pada masa depan, yang disebabkan oleh penyakit menular atau pandemi lainnya masa mendatang,” ucapnya.

Ketiga, ASEAN berkomitmen meningkatkan investasi nasional dalam satu kapasitas kesehatan, serta menjajaki pembiayaan inovatif lainnya. Hal ini khusus untuk mencapai ketahanan komunitas ASEAN, dengan mempertimbangkan kerangka pemulihan komprehensif ASEAN (Asean Comprehensive Recovery Framework/ACRF).

“Kami juga menegaskan kembali komitmen kami untuk memperkuat arsitektur kesehatan regional pasca Covid-19,” ucapnya.

Terakhir, memperluas penggunaan ASEAN Response Fund. Maka itu, perlu adanya strategi modalitas investasi guna meningkatkan kontribusi dalam merespons keadaan darurat yang hadir akibat pandemi Covid-19 maupun pandemi lain yang mungkin muncul pada masa mendatang.

“Kemenkeu dan Kemenkes negara anggota ASEAN sudah berdiskusi untuk memfasilitasi koordinasi keuangan guna meningkatkan ketepatan waktu dan efektivitas respons terhadap tantangan kesehatan dan ekonomi yang ditimbulkan oleh pandemi lain pada masa mendatang,” ucapnya.

Kementerian Keuangan dan Kementerian Kesehatan juga mendiskusikan pentingnya membangun pemulihan yang kokoh dengan meningkatkan sumber daya regional yang ada. Selain itu, juga memastikan sinergi dan interoperabilitas dengan upaya global, seperti pandemic fund yang diluncurkan pada saat Presidensi G20 Indonesia tahun lalu.

“Kami juga ingin memastikan bahwa Asia telah meningkatkan kesiapsiagaan pencegahan dan kapasitas respons terhadap potensi ancaman kesehatan masyarakat pada masa depan yang disebabkan oleh penyakit menular yang baru muncul dan yang muncul kembali,” ucapnya.

Kementerian Keuangan dan Kementerian Kesehatan ASEAN juga menegaskan kembali komitmen untuk meningkatkan investasi nasional dalam kapasitas yang dimiliki dan mengeksplorasi pembiayaan inovatif lainnya, termasuk inisiatif bilateral dan multilateral, seperti kerja sama dan terlibat dengan mitra internasional dan mitra pembangunan.

Mereka juga menyepakati percepatan perjanjian ASEAN Centre for Public Health Emergency and Emerging Diseases (ACPHEED) yang memiliki tujuan untuk mengumpulkan dana antisipasi pandemi.

Ke depan, perjanjian tersebut juga direncanakan bisa digunakan pada masalah kesehatan publik dan penyakit menular lain yang muncul. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement