Rabu 09 Aug 2023 16:25 WIB

Emiten Ini Optimistis Bursa Karbon Jadi Peluang Pertumbuhan

Perdagangan karbon menjadi fokus perseroan dalam menangkap pertumbuhan.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ahmad Fikri Noor
Jajaran direksi PT Mutuagung Lestari Tbk saat mencatatkan saham MUTU di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (9/8/2023).
Foto: Dok Humas BEI
Jajaran direksi PT Mutuagung Lestari Tbk saat mencatatkan saham MUTU di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (9/8/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Emiten pengujian, inspeksi dan sertifikasi (TIC) PT Mutuagung Lestari Tbk atau MUTU International (MUTU) siap menyambut kehadiran bursa karbon. Perdagangan karbon menjadi salah satu fokus perseroan dalam menangkap peluang pertumbuhan. 

Presiden Direktur MUTU International Arifin Lambaga mengatakan, perseroan telah memasuki pasar karbon jauh sebelum rencana pembentukan bursa karbon. "Kami sudah masuk menjadi lembaga verifikasi dan validasi sejak 2015 dan banyak sekali skema-skema yang dijalankan," kata Arifin di Jakarta, Rabu (9/8/2023). 

Baca Juga

Terkait peluncuran bursa karbon, Arifin mengaku, MUTU International sudah banyak mendapat permintaan untuk terlibat aktif. Menurut Arifin, keberadaan lembaga verifikasi dan validasi sangat dibutuhkan dalam mendukung perdagangan karbon.

Dalam satu bulan terakhir, MUTU International intens melakukan koordinasi dengan komite akreditasi nasional yang mempunyai wewenang untuk menentukan lembaga verifikasi dan validasi. Perseroan menjadi salah satu yang terlibat dalam pilot project perdagangan karbon.

Dengan kemampuan dan pengalaman yang dimiliki, MUTU telah memfasilitasi negara-negara Eropa untuk menerbitkan hingga ratusan sertifikat dengan skema International Sustainable Carbon Certification (ISCC).

Direktur Operasional MUTU International, Irham Budiman menyebut, secara sektoral bisnis TIC memiliki prospek cerah di Indonesia maupun secara global. Hal ini karena nilai pasar TIC Indonesia saat ini baru mencapai Rp 20 triliun, sementara nilai pasar TIC global di 2027 diperkirakan mencapai 270 miliar dolar AS atau sekitar Rp 4.000 triliun.

Irham optimistis dengan peluang pasar yang masih sangat besar untuk dikembangkan oleh MUTU ke depan. Ditambah adanya bursa karbon yang peraturannya baru saja dikeluarkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 

"MUTU mendukung rencana OJK ini, karena MUTU sudah menjadi Lembaga Validasi dan Verifikasi (LVV) Gas Rumah Kaca (GRK) yang terakreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN), dan menjadi LVV pertama yang terdaftar di Sistem Registrasi Nasional (SRN)," ucap Irham.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement