Sabtu 22 Jul 2023 22:50 WIB

RI-Jerman Bahas Transportasi Ramah Lingkungan di Semarang dan Surabaya

Kedua pihak ingin mewujudkan sistem transportasi itu di Semarang dan Surabaya.

Sejumlah petugas berjalan di depan armada bus rapid transit (BRT) Aglomerasi Trans Jateng seusai diluncurkan di Terminal Bus Bawen, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Jumat (7/7).
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Sejumlah petugas berjalan di depan armada bus rapid transit (BRT) Aglomerasi Trans Jateng seusai diluncurkan di Terminal Bus Bawen, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Jumat (7/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia dan Jerman membahas tindak lanjut komitmen dalam mewujudkan sistem transportasi perkotaan terintegrasi yang ramah lingkungan di wilayah Semarang, Jawa Tengah dan Surabaya, Jawa Timur.

Pembahasan itu dilakukan oleh Menteri Perhubungan (Menhub) RI Budi Karya Sumadi saat bertemu dengan Head Of Asia Region KfW Development Bank Germany (Bank Pembangunan dan Investasi Jerman) Frank Bohnet, awal pekan ini.

Baca Juga

Budi mengatakan Kementerian Perhubungan akan mendukung upaya percepatan kedua belah pihak mewujudkan sistem transportasi perkotaan di Semarang dan Surabaya dalam rangka mengurangi dampak emisi karbon. Transportasi perkotaan merupakan tulang punggung pergerakan masyarakat.

"Oleh karenanya, kami memberi rekomendasi agar kerja sama ini sesuai dengan Bappenas dan Kementerian Luar Negeri RI," ujar Budi.

Frank Bohnet mendukung pengembangan sistem transportasi massal perkotaan di Semarang dan Surabaya sehingga lebih efisien dan ramah lingkungan. "Di Surabaya, kami mendukung integrasi jalur kereta api dengan angkutan jalan. Di Semarang, kami mendukung pengembangan bus rapid transit (BRT)," kata Bohnet.

Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo mengapresiasi komitmen pendanaan dari pemerintah Jerman pada proyek green infrastructure initiative (GII) yang berfokus mendukung upaya mitigasi pengurangan dampak emisi karbon di Indonesia pada pertemuan G7 di Elmau, Jerman. Sektor transportasi merupakan salah satu penyumbang tertinggi emisi karbon dan menjadi fokus utama dalam komitmen tersebut.

KfW Development Bank Germany telah menyatakan minatnya untuk mendanai BRT Semarang dan BRT Surabaya dengan memberi dukungan berupa dokumen pra studi kelayakan. Jumlah total dana dukungan itu sebesar 2,5 miliar Euro.

Rencananya, BRT tersebut akan menggunakan bus listrik besar dan bus listrik menengah besar yang akan melayani 35 trayek di Semarang dan 94 trayek di Surabaya. BRT Semarang akan melayani pada ruas jalan yang telah tersedia sepanjang 17,4 km dengan 35 halte dan 395 halte untuk sistem bus pelayanan langsung yang tersebar di sepanjang kawasan Metropolitan Kedungsepur.

Sementara itu, sistem BRT Surabaya memiliki total jalur yang telah ada sekitar 40,7 km yang terdiri dari dua koridor (koridor timur-barat dan koridor utara-selatan) dengan jalur khusus sebanyak 50 halte.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement