REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) mencatat realisasi lifting minyak pada semester pertama tahun ini sebesar 615,5 ribu barel per hari. Realisasi ini naik 0,16 persen dari realisasi periode yang sama tahun lalu. Akan tetapi, angka ini tak mencapai target dari yang ditetapkan pada APBN 2023 yakni sebesar 660 ribu barel per hari.
Wakil Kepala SKK Migas Nanang Abdul Manaf menjelaskan, tak tercapainya target realisasi lifting migas tahun ini dikarenakan banyaknya insiden yang terjadi pada awal tahun ini. Beberapa investasi yang tertunda dan juga minimnya ketersediaan rig menjadi penyebab tak capainya target lifting.
“Beberapa pekerjaan investasi tertunda pengembangan. Di PHR (Pertamina Hulu Rokan) karena di awal tahun ada accident kemudian dilakukan safety stand-down sehingga semua rig tidak hanya di PHR tapi di seluruh Pertamina grup diinspeksi ternyata sebagian tidak digunakan lagi harus dilakukan perbaikan,” ujar Nanang dalam konferensi pers, Selasa (18/7/2023).
Menurutnya, hingga semester I 2023 dan kemungkinan akan berlanjut di semester II 2023, sektor hulu migas mengalami kekurangan rig serta kekurangan pekerja untuk bisa menyelesaikan berbagai proyek yang berkontribusi langsung terhadap produksi.
“Sehingga dalam posisi sekarang kekurangan rig, kita berusaha terus penuhi tambahan rig tapi harus sesuai dengan inspeksi atau persyaratan safety,” tegas Nanang.
Hingga semester I tahun ini, realisasi pemboran sumur pengembangan mencapai 354 pemboran. Jumlah tersebut meningkat ketimbang realisasi tahun lalu dengan periode yang sama sebesar 291 pemboran. SKK Migas sendiri memproyeksi hingga akhir tahun hanya 864 sumur yang bisa dibor. Padahal, target tahun ini mencapai 991 sumur yang dibor.
Sementara untuk kerja ulang atau workover dilakukan di 397 sumur. Realisasi ini masih cukup jauh di bawah target workover tahun ini yakni 834 sumur atau baru 48 persen dari target. Selanjutnya, reparasi sumur atau well service dilakukan 16.577 pekerjaan atau 50 persen dari target well service 33.182 pekerjaan.
Sedangkan untuk gas, Nanang memerinci, realisasi produksi gas selama enam bulan pertama tahun ini sebesar 5.308 juta kaki kubik per hari (MMscfd).