Selasa 18 Jul 2023 14:18 WIB

146 Kapal Milik Pertamina Pakai Biodisel untuk Tekan Emisi

Pertamina juga memiliki kapal pengangkut gas terbesar didunia, bertenaga dual fuel.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolandha
PT Pertamina International Shipping (PIS) membuktikan komitmennya dalam transisi energi dengan menggunakan bahan bakar rendah emisi serta biodiesel.
Foto: dok Pertamina
PT Pertamina International Shipping (PIS) membuktikan komitmennya dalam transisi energi dengan menggunakan bahan bakar rendah emisi serta biodiesel.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina International Shipping (PIS) membuktikan komitmennya dalam transisi energi dengan menggunakan bahan bakar rendah emisi serta biodiesel pada kapal-kapal yang dimiliki maupun dioperasikan oleh PIS. CEO PIS Yoki Firnandi memaparkan bahwa perusahaan telah menyusun program-program strategis, di antaranya adalah upaya penurunan emisi dari operasional kapal dengan pengunaan bahan bakar yang ramah lingkungan.

“PIS sudah menerapkan penggunaan biodiesel, sebanyak 146 kapal yang kami operasikan baik kapal milik maupun kapal sewa, menggunakan biodiesel sebagai sumber tenaga mesin utama dan terdapat juga yang menggunakan biodiesel sebagai sumber tenaga mesin tambahan atau auxiliary engine,” ujar Yoki lewat siaran persnya, Selasa (18/7/2023).

Baca Juga

Aksi lain yang merupakan langkah nyata PIS adalah dengan pembelian kapal VLGC (Very Large Gas Carrier) Amaryllis pada tahun ini. Pertamina Gas Amaryllis merupakan salah satu kapal pengangkut gas terbesar di dunia yang juga menjadi kapal pertama bertenaga dual fuel LPG di Pertamina dan Indonesia.

“PIS mengakuisisi Pertamina Gas Amaryllis, Kapal tersebut berpotensi menurunkan emisi PIS sebesar 12 ribu ton setara CO2 per tahunnya,” jelasnya.

Penggunaan bahan bakar ramah lingkungan dan biodiesel berupa B35 pada kapal-kapal PIS ini merupakan bagian dari dua inisiatif utama PIS dalam mendukung NZE 2060 Indonesia. Di mana inisiatif pertama merupakan adalah keterlibatan PIS dalam bisnis logistik dan transportasi energi baru dan terbarukan atau green business building yang memiliki target jangka menengah dan panjang, dan inisiatif berikutnya adalah upaya penurunan emisi dari operasional kapal maupun bisnis lainnya saat ini.

“Inisiatif peningkatan efisiensi operasi kapal yang paling efektif secara biaya dalam mereduksi karbon di industri perkapalan adalah dengan menerapkan peningkatan efisiensi operasi, seperti pembersihan lambung kapal secara terus menerus, pemasangan energy saving device, dan pengaturan kecepatan kapal pada kecepatan optimum atau ekonomis," ucap Yoki.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement