Kamis 13 Jul 2023 06:23 WIB

Harga Emas Melonjak karena Inflasi AS Melambat

Indeks harga konsumen AS naik 0,2 persen pada bulan Juni.

Harga emas menguat tajam di akhir perdagangan, Rabu (12/7/2023), memperpanjang kenaikan untuk sesi kedua berturut-turut karena inflasi AS yang melambat.
Foto: Republika/Prayogi
Harga emas menguat tajam di akhir perdagangan, Rabu (12/7/2023), memperpanjang kenaikan untuk sesi kedua berturut-turut karena inflasi AS yang melambat.

REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Harga emas menguat tajam di akhir perdagangan, Rabu (12/7/2023), memperpanjang kenaikan untuk sesi kedua berturut-turut karena inflasi AS yang melambat. Ini memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve mendekati akhir dari siklus kebijakan moneter ketatnya.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman pada bulan Agustus di Divisi Comex New York Exchange melonjak 24,60 dolar AS atau 1,27 persen menjadi ditutup pada 1.961,70 dolar AS per ounce setelah menyentuh level tertinggi sesi di 1.965,10 dolar AS dan terendah di 1.937,50 dolar AS.

Baca Juga

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan, Rabu (12/7/2023), bahwa indeks harga konsumen (IHK) AS naik 0,2 persen pada bulan Juni dan naik 3,0 persen dari tahun lalu, level terendah sejak Maret 2021. Tidak termasuk makanan dan energi, IHK inti masing-masing meningkat 0,2 persen dan 4,8 persen.

Indeks dolar AS dan imbal hasil obligasi pemerintah AS turun setelah pertumbuhan inflasi yang lebih lemah daripada yang diharapkan, yang juga memicu ekspektasi pasar bahwa Federal Reserve akan segera mengakhiri siklus kenaikan suku bunganya, menurut para analis pasar.

Presiden Federal Reserve Bank of Richmond Thomas Barkin di Arnold, Maryland, Rabu, mengatakan bahwa pertumbuhan harga konsumen AS masih terlalu cepat meski melambat pada bulan Juni. Hal ini menegaskan kembali komitmen bank sentral untuk memulihkan inflasi ke tingkat sasaran.

"Inflasi terlalu tinggi," kata Barkin, "jika Anda mundur terlalu cepat, inflasi akan kembali kuat, yang kemudian mengharuskan The Fed melakukan lebih banyak lagi."

Dalam posting blog tentang stabilitas bank, Presiden Federal Reserve Minneapolis Neel Kashkari mengatakan bahwa regulator bank pemerintah AS harus menjalankan stress test "inflasi tinggi" baru untuk mengidentifikasi bank-bank berisiko dan dapat mengukur kekurangan modal mereka dengan lebih baik.

Kashkari menyebutkan prospek beberapa bank regional "sebagian besar" bergantung pada apa yang terjadi pada inflasi.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman pada bulan September terdongkrak 1,029 dolar AS atau 4,42 persen menjadi ditutup pada 24,31 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman pada bulan Oktober bertambah 24,20 dolar AS atau 2,60 persen menjadi menetap pada 956,60 dolar AS per ounce.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement