REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 9 Wilayah Kalimantan meminta Bank Kalsel dapat memenuhi modal inti minimum (MIM) sebesar Rp 3 triliun pada 2024, seiring dengan penetapan Direktur Utama definitif Fachruddin.
Kepala OJK Regional 9 Wilayah Kalimantan Darmansyah di Banjarmasin, Selasa (11/7/2023), mengatakan, optimistis penetapan Dirut Bank Kalsel oleh pemegang saham dapat mengakselerasi badan usaha milik daerah (BUMD) sektor perbankan tersebut. "Salah satunya adalah pemenuhan modal inti minimum yang harus dipenuhi oleh Bank Kalsel sebesar Rp 3 triliun pada 2024 mendatang," ungkap Darmansyah.
Darmansyah menyebutkan sejauh ini progres pemenuhan MIM dari Bank Kalsel masih berjalan sesuai rencana, bahkan optimis dapat memenuhi target sebelum akhir 2024. "Bank Kalsel ini kan sama seperti Bank Kalteng yang MIM-nya masih di bawah Rp 3 triliun. Memang ini harus kerja keras untuk melakukan koordinasi dengan pemegang saham, tapi saya melihat Pak Fachruddin mampu melakukannya," ujar Darmansyah.
Selain masalah MIM, Darmansyah juga menitipkan pengembangan digital banking di Bank Kalsel kepada dirut terpilih agar tidak kalah bersaing dengan perbankan lain pada tingkat lokal maupun nasional. Bagi Darmansyah, digital banking ini sudah menjadi sebuah keniscayaan yang harus dilakukan pengembangan oleh Bank Kalsel, agar memudahkan nasabah untuk melakukan berbagai transaksi perbankan.
"Lalu bagi perbankan digital sangat diperlukan agar membuat perusahaan semakin efesien dan bisa menggarap berbagai pasar yang lebih luas ke depannya," kata dia.