Senin 03 Jul 2023 18:06 WIB

Siap Melantai di Bursa, Grup Akseleran Incar Tambahan Modal

Perseroan menargetkan untuk mengantongi pendanaan sebesar Rp 358 miliar.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Ahmad Fikri Noor
Suasana public expose Akseleran.
Foto: Akseleran
Suasana public expose Akseleran.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rencana PT Akselerasi Usaha Indonesia Tbk (Group Akseleran) untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham AKSL semakin dekat. Perseroan menargetkan untuk mengantongi pendanaan sebesar Rp 358 miliar dan berpotensi menjadikan AKSL sebagai grup usaha yang memiliki platform marketplace lending pertama di Indonesia yang melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) di BEI.

Group CEO dan Co-Founder Akseleran, Ivan Nikolas Tambunan mengatakan, AKSL menawarkan 2,98 miliar lembar saham dalam penawaran umum perdananya ini yang mewakili sebanyak-banyaknya 29 persen dari modal ditempatkan dan disetor emiten setelah penawaran umum perdana saham. Harga saham yang ditawarkan AKSL kepada masyarakat dengan harga penawaran Rp 100 per lembar hingga Rp 120 per lembarnya dan berpeluang meraup total dana sebesar Rp 358 miliar.

Baca Juga

“Ini merupakan momen membanggakan dalam sejarah perusahaan. Group Akseleran telah melakukan usaha pendanaan digital sejak Oktober 2017 melalui platform marketplace lending Akseleran, milik anak usaha Group Akseleran yang berfokus pada pendanaan UKM. Di tahun keenam kami beroperasional di Indonesia, Group Akseleran memasuki tahap akhir untuk menjadi perusahaan terbuka yang tercatat di BEI,” kata Ivan dalam public expose di Jakarta, Senin (3/7/2023).

Untuk masa bookbuilding ditetapkan mulai hari ini hingga 18 Juli 2023. Adapun rencana masa penawaran umum dijadwalkan pada 1-7 Agustus 2023 dan targetnya AKSL bisa mulai memperdagangkan saham di BEI pada 9 Agustus 2023.

Menurut Ivan, AKSL akan menggunakan dana hasil IPO-nya untuk pengembangan atau ekspansi usaha perseroan, antara lain sekitar Rp 36,5 miliar digunakan perseroan untuk mengakuisisi 99,99 persen saham perusahaan multifinance PT Pratama Interdana Finance (PIF), kemudian sekitar Rp 200 miliar di antaranya akan disalurkan untuk penyetoran tambahan modal kepada PIF dalam bentuk ekuitas. Selebihnya akan digunakan untuk modal kerja.

Dengan hadirnya lini bisnis multifinance maka grup usaha akan dapat menyalurkan pinjaman dengan jumlah ticket size pinjaman per penerima pinjaman yang lebih besar serta melayani segmen yang lebih luas.

"Sampai dengan akhir 2022 kami telah menyalurkan lebih dari Rp 6,5 triliun pinjaman ke ribuan pelaku usaha dengan dukungan lebih dari 200 ribu pemberi pinjaman retail dan berbagai pemberi pinjaman institusional termasuk berbagai bank seperti Bank BCA, Bank BRI, Bank OCBC, Bank Mandiri, Bank Jtrust dan lembaga keuangan lainnya," ujarnya.

Tercatat dari 2018-2022 penyaluran pinjaman kami rata-rata tumbuh sebesar 96 persen per tahun. Dengan dukungan hadirnya lini bisnis multifinance, grup menargetkan untuk bisa terus menumbuhkan penyaluran pinjaman lebih dari dua kali per tahun dalam tiga tahun ke depan.

Ivan menambahkan, ada dua sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek atau Join Lead Underwriters untuk penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO). Kedua sekuritas tersebut adalah BCA Sekuritas dan BRI Danareksa Sekuritas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement